REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kedatangan mantan presiden Amerika Serikat (AS) Bill Clinton ke Indonesia dicurigai mengintervensi pilpres. Karena waktunya berdekatan dengan pengumuman rekapitulasi suara KPU.
"Kita perlu mewaspadai agenda terselubung di balik kunjungan Clinton di saat rakyat Indonesia sedang menunggu hasil pilpres," kata pengamat politik internasional Lembaga Studi Politik Asia-Pasific (LS-PAP), Johan Hendrik Setiawan, Selasa (15/7).
Kecurigaan itu muncul, karena Clinton memiliki hubungan baik dengan konglomerat Indonesia yang mendukung Joko Widodo (Jokowi).
Karenanya, kata dia, menjadi wajar jika masyarakat waspada terkait kedatangan Clinton itu. Bahkan, akan marah marah kalau ia melakukan intervensi hasil pemilu untuk memenangkan capres yang diinginkan AS dan sekutunya.
"Itu berarti menodai kedaulatan politik rakyat Indonesia atas pemilu yang diharapkan jurdil," papar Johan.
Clinton berencana melakukan kunjungan ke beberapa negara pada 16-23 Juli 2014. Antara lain, India, Vietnam,Indonesia, Papua Nugini dan Australia.