REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Amri Amrullah
JAKARTA -- Berulang kali Zionis Israel menggempur Gaza. Sejak 2008, agresi keji itu berlangsung pada Ramadhan.
Demikian pula, kata Direktur Pusat Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) Dr Ahmad Muta'ali, intifada pertama dan kedua muncul pada Ramadhan.
Sebagai benteng terakhir perjuangan rakyat Palestina, tidak menutup kemungkinan Intifada jilid ketiga akan bergelora. ”Bisa saja menjadi pemicu Intifada ketiga,” katanya.
Ahmad Muta'ali menyebutkan Gaza merupakan kota kuno dalam peradaban dunia, khususnya bagi sejarah agama-agama samawi (Yahudi, Nasrani, dan Islam).
''Gaza dan wilayah Yordania pada zaman dahulu merupakan bagian dari wilayah yang disebut dengan Syam. Dari wilayah Syam ini, semua kitab suci agama samawi menjelaskan peranan pentingnya sejak masa nabi-nabi terdahulu hingga masa Nabi Muhammad SAW,'' jelasnya.
Menurut dia, kelompok ahli kitab, umat Yahudi dan Nasrani, memiliki nubuat tersendiri bagi tanah Syam ini. Mulai dari tanah perjanjian bagi umat Yahudi, wilayah yang mengisahkan masa kecil Nabi Isa AS bagi umat Nasrani, dan wilayah yang dijanjikan Rasulullah SAW sebagai benteng terakhir perlindungan umat Islam di akhir zaman.
Dari sisi geografis, wilayah Gaza merupakan pintu perbatasan Palestina di wilayah Gaza ke Mesir. Selain itu, Gaza merupakan bagian dari sebagian besar wilayah subur di Tanah Palestina yang saat ini telah dicaplok Israel.
Dari sisi geopolitik, Gaza merupakan pertahanan terakhir kelompok perjuangan Hamas yang tidak ingin bernegosiasi bagi pembagian wilayah Palestina, kecuali mengacu pada wilayah Palestina di perjanjian 1946. Walapun ada Ramallah yang dikuasai Fatah yang masih menoleransi negosiasi pembagian wilayah bagi dua negara.