REPUBLIKA.CO.ID, YERUSSALEM-- Gencatan senjata antara Israel dan Palestina gagal difasilitasi oleh Mesir. Israel pun berkomitmen untuk mengintensifkan serangannya ke Jalur Gaza. Mendukung hal tersebut, salah satu kontraktor pertahanan terbesar di Amerika Serikat (AS) setuju untuk meningkatkan pendanaan untuk Iron Dome, sistem pertahanan anti-rudal milik Israel yang telah membuat Israel aman dari ratusan roket Hamas.
Rencananya, pendanaan tersebut diberikan kepada Israel dalam bentuk bantuan Amerika sebesar 175 juta dolar AS hingga 2015. Mengutip AFP yang yang dilansir dari Foreign Policy, Rabu (16/7), dana tambahan untuk Iron Dome itu telah disepakati secara bulat oleh Senat AS di Pentagon pada Selasa waktu setempat.
Iron Dome telah menerima setidaknya 720 juta dolar AS dalam bentuk pendanaan AS sejak 2011. Dengan demikian, AS terlibat langsung dalam program pengembangan Iron Dome ini. Iron Dome dibangun oleh perusahaan pertahanan Israel, Rafael. Sistem ini membuat korban dari pihak Israel sangat rendah karena tidak membutuhkan pengoperasian prajurit secara langsung ke Gaza.
Jika roket-roket Hamas berhasil menyerang pusat-pusat populasi Israel, pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan memiliki sedikit pilihan selain mengirimkan pasukannya lebih banyak ke Gaza dalam misi berisiko tinggi. Tanpa Iron Dome, prajurit Israel harus menemukan dan menghancurkan peluncur roket Hamas secara langsung.
Sayangnya, modal untuk pengoperasian Iron Dome ini sangat mahal. Iron Dome memang memiliki tingkat akurasi hingga 90 persen, mesipun hanya digunakan terhadap 27 persen roket Hamas. Itu karena tingginya biayanya, mencapai 20 ribu dolar AS untuk satu roket. Sementara, roket Hamas hanya bermodalkan 800 dolar AS per unitnya.