REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warga Negara Indonesia (WNI) yang berangkat mendukung gerakan pemerontakan Islam State of Iraq and Syiria (ISIS) berpotensi menimbulkan gerakan terortisme di Indonesia.
Hal tersebut seperti yang terjadi saat WNI berangkat ke Afganistan beberapa tahun lalu. "Kita belajar dari pengalaman. Waktu ada yang berangkat ke Afganistan, setelah kembali ke tanah air, melakukan aksi terorosme," ujar Ketua Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), Ansyaad Mbai, Rabu (16/7).
Ansyaad mengatakan, gerakan terorisme yang ada di Indonesia banyak dibawa oleh warga negara yang pergi melakukan jihad di negara yang sedang berkonflik.
Ungkapan Ansyaad berkaitan dengan keberangkatan sebagian warga negara Indoenesia untuk menjadi bagian pendukung gerakan pemberontakan yang hendak mendirikan khilafah Islam di Iraq dan Syiria. "Yang jelas sudah ada yang berangkat," ujar Ansyaad.
Selain itu, Ansyaad juga mengungkapkan gerakan pendukung ISIS di Indonesia telah melakukan aksi penggalangan dana untuk mendukung gerakan tersebut.
Ansyaad juga menyatakan, terdapat beberapa tokoh yang telah menyatakan baiatnya kepada pimpinan ISIS, Abu Bakr Al-Baghdadi.
"Seperti Santoso yang pimpinan Mujahidin Indonesia Timur itu, dia sudah baiat (menyatakan dukungan) terhadap ISIS," ujar dia.