REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Darul Quran akan segera memperbaiki kerusakan Graha Tahfidz yang terkenal rudal Israel pada Senin (14/7) lalu. Kerusakan bangunan yang digunakan sebagai pusat kegiatan Islam itu mencapai 85 persen dari keseluruhan bangunan.
"Kami segera memperbaiki gedung tersebut dan memulai kembali aktivitas yang berjalan dua hari di gedung tersebut," ujar Sunaryo Adiyatmoko, Ketua Program Darul Quran, saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (16/7).
Sunaryo mengatakan, perang boleh berlanjut tetapi pendidikan tidak boleh berhenti. Tujuan dari berdirinya Daqu di Gaza ini adalah membantu memberikan pendidikan mengenai tahfidz Quran. Meskipun menghafal Alquran sudah menjadi budaya yang melekat di seluruh rakyat Palestina.
Graha Tahfidz yang didirikan oleh Yayasan Daarul Quran ini baru selesai dibangun sebulan yang lalu dan baru dua hari melaksanakan aktivitas di gedung tersebut. Bahkan, belum sempat diresmikan oleh yayasan Darul Quran.
"Sebelum gedung itu jadi, kegiatan tahfidz sudah berjalan selama dua bulan. Dan, sebelum peristiwa itu terjadi kami berencana untuk melengkapi Graha Tahfidz dengan bangku dan kursi. Namun, kenyataan berkehendak lain," ujar Sunaryo.
Sunaryo menuturkan, sebelumnya tepat pada Senin (7/7), pagar gedung sudah terkena bom yang diluncurkan oleh Israel. Namun, pada saat itu tidak menyebabkan kerusakan parah. Tetapi, serangan Israel pada Senin (14/7) lalu telah menyebabkan kerusakan parah.
Ahmad Jameel, Pimpinan Harian Yayasan Darul Quran mengatakan, kapasistas dari gedung tersebut mampu menampung 200 orang anak-anak. Yang mana rata-rata dari murid yang terdaftar di Daqu tersebut sekitar berusia 9-15 tahun, lak-laki maupun perempuan.
"Alhamdulillah, di sana sudah terdapat empat orang guru, asli warga Palestina. Bahkan, tadinya kami berencana untuk memanggil salah satunya syekh yang mengajar di sana untuk mengisi kegiatan tahfidz di Indonesia," lanjutnya.
Rencananya, markas Daqu tersebut tak hanya ada kegiatan tahfidz Quran setiap harinya. Tetapi, akan diadakan pula pendidikan tambahan seperti ekstrakulikuler bahasa Inggris dan beberapa kegiatan lainnya.
Hal itu merupakan visi misi yang dibawa oleh Daqu untuk masuk ke dalam sektor pendidikan anak-anak Palestina. Dan direncanakan pengurus Daqu akan berkunjung ke Gaza bersama wartawan Republika pascalebaran.