REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam menjangkau hari kemenangan, bukan hanya fisik yang mesti dirapikan. Sebab, yang terpenting adalah meraih suci jiwa, dengan banyak bertobat, berzikir dan disempurnakan dengan membayar zakat fitrah.
"Kesadaran umat dalam berzakat fitrah terus membaik setiap tahunnya, karena semua orang pastinya ingin meraih kemenangan dan kesucian jiwa di hari raya idul fitri," kata Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI), Mubarok, Rabu (16/7).
Masjid Istiqlal, kata dia, setiap tahunnya menjadi amil alias pengelola zakat fitrah dari umat. Prinsip pembayaran zakat sesuai dengan aturan syariat, yakni satu orang membayar tiga setengah liter atau 2,7 kilogram beras.
"Jika dirupiahkan, maka pembayaran zakat senilai Rp 40 ribu untuk kelas A dan Rp 30 ribu untuk kelas B. Kelas disesuaikan dengan kualitas beras atau harga bahan pokok yang jadi rujukan.
Waktu pembayaran, lanjut dia, dibuka sejak satu Ramadhan sampai malam takbiran pukul 20.00 WIB. Sementara tempat penerimaan terdapat di counter lobi pintu al-Fattah atau di kamar nomor 61. Jadi, ia mempersilakan bagi siapa pun yang ingin menyalurkan zakat fitrahnya di Masjid Istiqlal.
Sepanjang Ramadhan hingga hari ini, Masjid Istiqlal telah mengumpulkan uang zakat fitrah senilai Rp 38.074.000. Pengumpulan zakat akan terus berlangsung hingga hari terakhir Ramadhan.
Selain zakat fitrah, Mubarok juga mengingatkam umat Islam agar tak lupa mengeluarkan zakat mal, ijarah dan zakat profesi. Ia menjelaskan, zakat mal atau zakat harta dikeluarkan oleh mereka yang memiliki penghasilan mencapai nisab, yakni senilai 85 gram emas dan telah setahun lamanya memiliki barang tersebut.