REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) terkait volatilitas transaksi efek yang terjadi selama sepekan terakhir.
Sejak 3 Juli 2014, saham VIVA anjlok 22,1 persen hingga Rabu (16/7). Saham perseroan turun dari Rp 285 per saham, sehari sebelum pemilihan presiden (pilpres), menjadi Rp 222 per saham pada Rabu.
Selama perdagangan tersebut, hanya sekali saham perseroan menguat, yaitu pada penutupan perdagangan Rabu di level Rp 222 per saham dari perdagangan hari sebelumnya sebesar Rp 221.
"Perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat memengaruhi nilai efek perseroan atau keputusan investasi pemodal," kata Sekretaris Perusahaan, Neil Tobing, menjawab pertanyaan dari BEI, Kamis (17/7).
Perseroan juga tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu. VIVA mengaku, belum memiliki rencana aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk rencana yang berakibat terhadap pencatatan saham perseroan di bursa.
"Jika ada informasi yang material dan dapat memengaruhi kelangsungan perseroan, kami akan segera menginformasikan kepada BEI," kata Neil.