REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Penyerangan terhadap Muslim di Sri Lanka, Cina dan Myanmar oleh kelompok ekstremis Buddhis dan agama lain yang didukung pemerintahnya menjadi kekhawatiran serius bagi dunia Muslim dan komunitas internasional.
Hal tersebut disampaikan Ketua Majelis Dunia Pemuda Muslim (WAMY) yang berbasis di Riyadh, Arab Saudi, Saleh S Al-Wohaibi. Dia menyuarakan kekhawatirannya atas penyiksaan sistematis terhadap minoritas Muslim di tiga negara tersebut.
"Komunitas Muslim di Cina, Sri Lanka dan Myanmar menjadi sasaran penyerangan di tengah perayaan bulan suci Ramadhan," ujar dia kepada Arab News, Kamis (17/7).
Al-Wohaibi juga menyatakan ketidakmampuan WAMY menolong Muslim di luar negeri atau memperpanjang bantuan keuangan. Dia mengatakan badan-badan regulator membatasi transfer dana WAMY ke luar negeri. Namun, WAMY sedang bekerja sama dengan sejumlah organisasi di Cina dan Sri Lanka.
Komunitas Muslim di Sri Lanka yang berjumlah sembilan persen dari populasi 20 juta orang menjadi sasaran penyerangan kelompok Buddhis radikal. Sejumlah Muslim terbunuh dan ratusan lainnya luka serius dalam beberapa pekan terakhir.
Di Myanmar, kekerasan sektarian terjadi di seluruh wilayah selama dua tahun terakhir. Sedikitnya 300 Muslim tewas dan lebih dari 150 ribu orang mengungsi sejak bentrokan Juni 2012. Muslim Myanmar berjumlah lima persen dari populasi keseluruhan.
Di Cina, otoritas melarang Muslim Uighur berpuasa. Anak-anak dan pegawai pemerintah dilarang berpuasa saat Ramadhan. Kelompok hak asasi manusia merupakan percobaan tahunan untuk secara sistematis menghapus identitas Islam di kawasan.