REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Saham raksasa energi Rusia Rosneft dan OA Novatek turun tajam pada Kamis (17/7), setelah mereka menjadi sasaran sanksi Amerika Serikat atas Ukraina, sementara pasar turun lebih dari 2,5 persen dan rubel jatuh terhadap euro dan dolar AS.
Saham Rosneft turun 5,4 persen, sementara saham OA Novatek jatuh 6,8 persen ketika bursa saham MICEX dibuka. Kejatuhan saham kedua perusahaan ini terjadi setelah Presiden Barack Obama melarang perusahaan dari pasar modal AS mengadakan transaksi bisnis dengan perusahaan-perusahaan Rusia.
Kantor berita Itar-Tass melaporkan, pasar saham Rusia MICEX turun 2,52 persen pada pembukaan, sedangkan bursa RTS turun 3,44 persen. Rubel juga jatuh nilainya terhadap mata uang terkemuka. Dolar AS menguat terhadap rubel menjadi 34,76 rubel dan euro naik menjadi 47,03 rubel.
Amerika Serikat pada Rabu (16/7) meningkatkan sanksi terhadap Rusia atas krisis Ukraina. Perluasan sanksi AS tersebut ditujukan kepada sejumlah bank Rusia serta perusahaan-perusahaan energi dan pertahanan asal Rusia. The New York Times melaporkan dalam laman internetnya, perusahaan-perusahaan yang ditargetkan termasuk Rosneft, produsen minyak terbesar Rusia, Gazprombank anak perusahaan keuangan Gazprom, raksasa produsen gas alam yang dikontrol negara, Novatek, produsen gas alam Rusia lainnya, dan Vnesheconombank, bank pembangunan ekonomi negara.