Kamis 17 Jul 2014 15:39 WIB

TNI Ancam Kelompok yang Ingin Ganggu Stabilitas Keamanan

Panglima TNI Jenderal Moeldoko ketika melakukan sidak ke markas Kopassus, Rabu (16/7).
Foto: Puspen TNI
Panglima TNI Jenderal Moeldoko ketika melakukan sidak ke markas Kopassus, Rabu (16/7).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Keberadaan prajurit TNI harus mampu memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat di sekelilingnya. Caranya adalah dengan bersungguh-sungguh memegang komitmen netralitas, dalam konteks penyelenggaraan Pemilu 2014.

Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengatakan, demokrasi yang telah dibangun dengan susah payah dan pengorbanan ini harus didukung oleh stabilitas, guna dapat melanjutkan pembangunan nasional.

“TNI sama sekali tidak menginginkan adanya tindakan kelompok-kelompok tertentu, yang ingin mengganggu stabilitas nasional dan merusak struktur sosial yang telah dibangun dengan baik,” kata Panglima TNI dalam amanat yang dibacakan Pa Sahli Tk. III Bidang Banusia Panglima TNI Mayjen Mudjiono pada upacara bendera di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Kamis (17/7).

 

Menurut Moeldoko, TNI tak ingin terjadi gangguan, khususnya terkait dengan penyelenggaraan Pilpres 2014 yang telah memasuki tahapan krusial penghitungan dan pemungutan hasil pemungutan suara/ “Bila gangguan stabilitas itu terjadi, TNI bertekad kuat dengan segala risiko yang terjadi akan bertindak tegas dalam menyelamatkan masyarakat, bangsa dan negara,” katanya.

 

Di samping netral dalam Pemilu 9 Juli lalu, kata dia, para prajurit juga harus independen, tegas, dan tidak boleh ragu-ragu, dengan tetap melaksanakan aksi secara terukur, terkendali dan profesional dalam mengatasi ancaman dan gangguan.

Artinya prajurit tidak boleh pilih kasih, tidak boleh pandang bulu dalam mengambil tindakan terhadap siapa pun yang berniat mengganggu stabilitas nasional. "TNI berharap pelaksanaan Pilpres 2014 hingga pelantikan Presiden terpilih dapat berlangsung dengan tertib, lancar, aman dan damai," ujarnya.

 

Pada akhir amanatnya, Panglima TNI mengingatkan, jaga soliditas dan jangan terpengaruh oleh provokasi-provokasi klasik, yang dimainkan kelompok-kelompok kepentingan tertentu, dan jaga kesiapsiagaan satuan sesuai dengan tingkatan yang telah ditetapkan.

“Laksanakan tugas sebaik-baiknya, dengan dilandasi keimanan, semangat, ketulusan dan penuh dedikasi, sehingga dapat memberikan nilai ibadah bagi masing-masing kita sekalian,” imbuhnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement