REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit pada triwulan II-2014 melambat. Hal tersebut terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei perbankan triwulan II-2014 sebesar 87,9 persen, lebih rendah dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 92,2 persen.
Kendati demikian, dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan kredit baru pada triwulan II menguat. SBT pada triwulan I-2014 tercatat sebesar 21,7 persen. Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan. Peningkatan terbesar pada kredit modal kerja dengan SBT sebesar 90 persen, dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 23,1 persen.
"Kegiatan usaha pada triwulan II tinggi sehingga perlu modal kerja," ujar Direktur Eksekutif Departemen Statistik Hendy Sulistiowaty, Kamis (17/7).
Permintaan kredit investasi juga meningkat. SBT pada triwulan II-2014 tercatat 70,4 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 26,8 persen. Sedangkan permintaan kredit konsumsi paling rendah walaupun mengalami peningkatan. SBT kredit konsumsi pada triwulan II sebesar 10,8 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar -4,3 persen.
Peningkatan permintaan kredit baru pada kredit konsumsi didorong oleh kembali meningkatnya permintaan kredit baru untuk KPR dan KPA. Menguatnya pertumbuhan outstanding KPR dan KPA mulai Mei 2014. Sementara itu, permintaan kredit baru untuk KKB semakin menurun pada triwulan II. Berdasarkan data Gaikindo, pertumbuhan penjualan mobil pada April dan Mei masing-masing turun 8,6 persen dan 4,3 persen yoy.