Kamis 17 Jul 2014 16:31 WIB

Pertumbuhan Kredit Perbankan Triwulan II Melambat

Rep: Satya Festiani/ Red: Nidia Zuraya
Kredit (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Kredit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Survei yang dilakukan Bank Indonesia (BI) mencatat, pertumbuhan kredit pada triwulan II-2014 melambat. Hal tersebut terlihat dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) hasil survei perbankan triwulan II-2014 sebesar 87,9 persen, lebih rendah dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 92,2 persen.

Kendati demikian, dibandingkan triwulan sebelumnya, pertumbuhan kredit baru pada triwulan II menguat. SBT pada triwulan I-2014 tercatat sebesar 21,7 persen. Berdasarkan jenis penggunaan, peningkatan permintaan kredit baru terjadi pada semua jenis penggunaan. Peningkatan terbesar pada kredit modal kerja dengan SBT sebesar 90 persen, dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 23,1 persen.

"Kegiatan usaha pada triwulan II tinggi sehingga perlu modal kerja," ujar Direktur Eksekutif Departemen Statistik Hendy Sulistiowaty, Kamis (17/7).

Permintaan kredit investasi juga meningkat. SBT pada triwulan II-2014 tercatat 70,4 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 26,8 persen. Sedangkan permintaan kredit konsumsi paling rendah walaupun mengalami peningkatan. SBT kredit konsumsi pada triwulan II sebesar 10,8 persen, meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar -4,3 persen.

Peningkatan permintaan kredit baru pada kredit konsumsi didorong oleh kembali meningkatnya permintaan kredit baru untuk KPR dan KPA. Menguatnya pertumbuhan outstanding KPR dan KPA mulai Mei 2014. Sementara itu, permintaan kredit baru untuk KKB semakin menurun pada triwulan II. Berdasarkan data Gaikindo, pertumbuhan penjualan mobil pada April dan Mei masing-masing turun 8,6 persen dan 4,3 persen yoy.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement