REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Baik Ukraina, Rusia, maupun Amerika Serikat (AS) sekalipun pernah mengalami salah tembak dengan membidik pesawat yang diduga milik musuh.
Ini merupakan pelajaran bagi ketiga negara, khususnya Ukraina dan Rusia yang saling menyalahkan pihak lawan.
Dilansir dari Reuters, Jumat (18/7), pada 2001, Ukraina mengaku militernya bertanggung jawab karena menembak jatuh sebuah pesawat penumpang Rusia. Pesawat itu akhirnya jatuh ke Laut Hitam dan menewaskan 78 penumpang di dalamnya.
Seorang pejabat senior Ukraina mengatakan, pihaknya kemungkinan besar tak sengaja menembakkan roket S-200 ke arah pesawat. Saat itu, kondisinya sedang ada pelatihan militer.
Pada 1983, sebuah jet tempur Soviet menembak jatuh sebuah pesawat Korea Selatan. Pesawat itu kebetulan menyimpang dari jalurnya ke teritorial udara milik Rusia dan gagal membuat kontak. Militer Soviet akhirnya meluncurkan tembakan dan menewaskan 269 penumpang dan kru pesawat.
Pada 1988, Vincennes kapal perang AS menembak jatuh sebuah pesawat Iran di Teluk. Akibatnya, seluruh 290 penumpang dan kru meninggal dalam kecelakaan itu. AS mengira itu adalah pesawat yang digawangi Teheran yang ingin membuat serangan untuk AS.
The Federal Aviation Administration (FAA) AS sejak April lalu sudah membuat peringatan larangan pilot AS untuk terbang di langit Ukraina dan Krimea. Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB dan otoritas penerbangan di sebagian besar negara mengeluarkan pemberitahuan serupa untuk daerah dimana kerusuhan atau konflik militer terjadi.