REPUBLIKA.CO.ID,- JAKARTA--Maskapai penerbangan AS Delta Air Lines pada Kamis mengatakan, pihaknya tidak lagi mengirim penerbangan melalui wilayah udara Ukraina setelah kecelakaan sebuah pesawat penumpang Malaysia Airlines di Ukraina timur yang dikuasai pemberontak.
"Dalam meningkatkan kehati-hatian, Delta sudah tidak lagi melakukan rute penerbangan melalui wilayah udara Ukraina dan memantau situasi yang melibatkan Penerbangan 17 Malaysia Airlines," kata Delta dalam sebuah pernyataan.
Pesawat jet Malaysia Airlines dengan 280 orang penumpang dan 15 orang awak, jatuh di dekat perbatasan Ukraina dengan Rusia di wilayah Donetsk, yang dikuasai oleh separatis pro-Rusia.
Delta mencatat bahwa pihaknya tidak mengoperasikan penerbangan di atas daerah lain di Ukraina tunduk pada penasehat keamanan Lembaga Penerbangan Fedeal AS (FAA).
Sementara itu perusahaan penerbangan yang dikendalikan pemerintah Rusia, Aeroflot, tidak lagi akan terbang di atas wilayah Ukraina, kata seorang pejabat maskapai, menyusul jatuhnya pesawat penumpang Malaysia di Ukraina bagian timur.
Kantor berita Itar-Tass mengutip Kementerian Penanganan Darurat Rusia, yang mengatakan tidak ada warga Rusia di pesawat Malaysia yang naas itu.
Pada April, FAA menyatakan semenanjung Krimea Ukraina yang bermasalah adalah zona larangan terbang untuk maskapai penerbangan dan pilot-pilot AS.
Itu disebut sebagai Peraturan Penerbangan Khusus Federal -- berlaku selama satu tahun, menunggu perkembangan -- tidak meluas ke seluruh Ukraina, termasuk bagian timur dimana Penerbangan MH17 Malaysia Airlines jatuh pada Kamis.
"Simpati dan doa dari seluruh keluarga Delta Air Lines untuk penumpang dan awak, dan orang yang mereka cintai, yang terlibat dalam kecelakaan Malaysia Airlines hari ini," kata Delta. Demikian laporan Xinhua.