REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON DC-- Presiden AS Barack Obama meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan pengiriman senjata dan dukungan untuk separatis Ukraina. Pernyataan tersebut menyusul jatuhnya pesawat Malaysia Airlines di Ukraina yang diduga akibat tembakan misil dari teritori separatis Ukraina.
"Putin memiliki kontrol yang besar terhadap situasi disana. Sejauh ini, ia belum melakukannya," ujar Obama, Jumat (18/7), seperti yang dikutip dari The Telegraph.
Obama senada dengan para pemimpin dunia yang mengecam tragedi MH17. Perdana Menteri Australia Tony Abbott mengatakan, insiden tersebut lebih seperti kejahatan daripada kecelakaan.
Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan, Rusia bertanggungjawab atas kekerasan yang terjadi di Ukraina bagian timur. Obama mengatakan, penyelidik internasional harus diberikan akses pada area kecelakaan.
"Dewan Keamanan PBB telah menyatakan dukungannya pada investigasi ini. Kita akan meminta para anggota untuk berpegangan pada pernyataan mereka, termasuk Rusia," ujarnya.
Partai Republik meminta sanksi yang lebih tegas diberikan pada Moskow. Mereka juga meminta agar AS memblokir maskapai penerbangan milik pemerintah Rusia, Aeroflot, untuk mendarat di bandara-bandara AS.
"Ini saatnya presiden untuk mengambil langkah tegas dan memberikan sanksi ekonomi," ujar anggota kongres Republik, Peter King.