Sabtu 19 Jul 2014 11:02 WIB

Perundingan Nuklir Iran Diperpanjang Empat Bulan

Red: Nidia Zuraya
Fasilitas nuklir Iran
Foto: telegraph.co.uk
Fasilitas nuklir Iran

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Iran dan enam negara besar pada Jumat (19/7) menyepakati perpanjangan waktu perundingan sampai empat bulan ke depan mengenai sengketa nuklir yang diharapkan dapat mengakhiri sejumlah sanksi terhadap Tehran dengan imbalan pembatasan program pengayaan uranium.

Sebelumnya, Iran dengan lima anggota tetap Dewan Keamanan ditambah Jerman (P5+1), menetapkan 20 Juli sebagai batas tenggat waktu untuk menyelesaikan kesepakatan jangka panjang yang akan menyelesaikan sengketa nuklir Iran. Namun sejumlah diplomat mengatakan bahwa mereka belum dapat perbedaan signifikan di antara berbagai pihak mengenai persoalan tersebut. "Kami telah mencapai kesepakatan untuk memperpanjang perundingan," kata seorang diplomat senior Iran kepada Reuters.

Perpanjangan tersebut disepakati pada Jumat (18/7) dan mulai berlaku 21 Juli. Perundingan nuklir itu sendiri akan dilanjutkan pada September mendatang dan diharapkan selesai akhir November, demikian sejumlah utusan mengatakan. Sejumlah pihak sebelumnya telah memperkirakan kegagalan Iran dan P5+1 memenuhi tenggat waktu 20 Juli karena adanya sejumlah perbedaan sikap dalam sejumlah masalah.

Salah satu persoalan tersebut adalah sejauh mana kapasitan yang diberbolehkan bagi Iran untuk memproduksi energi nuklir dan bagaimana mengatasi persoalan masa lalu Tehran yang diduga melakukan penelitian pengembangan bom atom. Perundingan itu sendiri dimulai di Wina pada Februari.