REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral, Sutarman mengatakan DKI Jakarta menjadi wilayah paling rawan kerusuhan saat hari penetapan pemilu presiden (pilpres) 22 Juli 2014.
"Yang paling rawan di Jakarta," kata Sutarman dalam acara Deklarasi Damai Relawan Pro NKRI dan Pemilu Jujur Adil di Balai Kartini Jakarta Selatan, Ahad (20/7).
Sutarman memastikan personilnya siap mengamankan Ibu Kota. Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjadi titik konsentrasi pengamanan polri. Tidak kurang dari 22.500 personil polri akan diterjunkan guna mengamankan KPU dan sekitarnya. "Di KPU Pusat mulai hari itu 22.500 lebih," ujar Sutarman.
Sutarman menjelaskan pengamanan KPU dibagi dalam empat ring. Ring pertama terkonsentrasi di dalam kantor KPU. Mereka terdiri dari petugas berpakaian bebas (preman) yang kerjanya mengawasi situasi penghitungan suara hingga penetapan pemenang pilpres.
"Tujuannya adalah jika ada protes, masalah, dan ada riak-riak di dalam sudah diinfokan di luar dan di luar bersiap," katanya.
Ring kedua berada di halaman luar KPU. Para personil Polri yang ada di lokasi ini dilengkapi water canon dan peralatan persenjataan yang berfungsi meredakan kerusuhan.
Ring ketiga adalah jalan-jalan menuju kantor KPU. Polri akan menghalau setiap pendukung capres-cawapres yang ingin mendekati KPU. "Sehingga jika ada pendukung-pendukung yang akan datang sudah dicegat di ring tiga ini," ujarnya.
Ring keempat terdapat di akses-akses Jalan Diponegoro menuju KPU. Polri juga akan menyiagakan personilnya di sejumlah titik termasuk berkoordinasi dengan jajaran TNI. Sutarman berharap upaya Polri ini efektif menjaga keamanan di Ibu kota. "Mudah-mudahan aman," katanya.