REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari seribu umat Islam memadati Masjid Baitul Ihsan, Komplek Bank Indonesia, Sabtu (19/7) malam.
Satu per satu para jamaah, terus berdatangan untuk mengikuti kegiatan iktikaf yang digelar masjid yang terletak di Jakarta Pusat tersebut.
Bahkan, ketika jam telah menunjukkan pukul 23.30 wib pun, seorang jamaah yang datang bersama istrinya, tampak memasuki Masjid Baitul Ihsan. Yang menarik, jamaah pria itu tampak menggendong bayinya.
Suasana iktikaf eksekutif yang digelar Masjid Baitul Ihsan, Bank Indonesia tersebut tampak istimewa. Seluruh ruang shalat baik yang ada di lantai dua mau pun di lantai dasar, dipenuhi jamaah.
Sejumlah tokoh dan cendekiawan pun hadir memberikan taushiyah. Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) yang juga mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Prof Dr Rokhmin Dahuri, tampil menjadi pemberi taushiyah yang pertama.
Pria kelahiran Cirebon Jawa Barat itu menggugah para jamaah yang terdiri dari para eksekutif, karyawan Bank Indonesia, mau pun masyarakat umum, untuk meneladani kehidupan Rasulullah SAW.
''Rasulullah SAW sejak kecil berbisnis. Bahkan, sejak usia tujuh tahun, ia telah belajar bisnis hingga ke negeri orang. Begitu pun para sahabat. Sayang, umat Islam kini meninggalkan dunia bisnis dan menyerahkan kepada umat lain,'' ungkap Rokhmin.
Dia mengingatkan, hendaknya umat Islam meneladani Rasulullah SAW dan para sahabat, tidak hanya di bidang shalat dan zakat, tapi juga di bidang ekonomi dan politik. ''Ini demi kesejahteraan hidup umat Islam,'' paparnya.
Dalam taushiyahnya, Rokhmin juga mengingatkan, jatuhnya umat Islam karena meninggalkan ajaran agama yang dibawa Rasulullah SAW.
''Saya sangat sedih ketika mengetahui dari penelitian sebuah perguruan tinggi Islam terkemuka yang menyebutkan umat Islam Indonesia yang melaksanakan shalat fardhu hanya 20 persen.''
Padahal, sambung Rokhmin, shalat adalah tiang agama. ''Tegak dan berdirinya agama, karena shalat masih dilaksanakan. Mudah-mudahan dengan renungan malam ini, kesadaran kita untuk beribadah serta meneladani kehidupan Rasulullah SAW, akan semakin meningkat,'' paparnya.
Wakil Menteri Agama Prof Dr Nasaruddin Umar dalam taushiyahnya menguraikan makna iqra (membaca) seperti yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hira.
Menurut Rektor Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (PTIQ) Jakarta tersebut, iqra yang disampaikan Allah SWT melalui perantara Malaikat Jibril, memiliki makna yang banyak. Iqra dalam pengertian pertama berarti membaca secara fisik.
Iqra kedua bermakna bagaimana untuk berpikir, sedangkan iqra ketiga untuk memahami dan iqra keempat memiliki makna yang lebih dalam lagi, yakni membaca menggunakan spiritual. ''Sayang, kita masih dalam tataran memahami iqra yang pertama,'' jelas Prof Nasaruddin Umar mengingatkan.
Selain Prof Rokhmin Dahuri dan Prof Nasaruddin Umar, tampil pula ketua umum IKADI Prof Dr Ahmad Satori Ismail dan Dr Mustafa Umar sebagai pengisi acara Iktikaf Eksekutif yang berlangsung hingga dini hari.