REPUBLIKA.CO.ID, NEW SOUTH WALES -- Teknik pembuatan rumah berbahan jerami dan lumpur mulai populer kembali di perdesaan di Australia. Selain murah, teknik ini juga memungkinkan rumah tersebut dingin di musim panas dan hangat di musim dingin.
Hal ini terlihat dalam kerja sama antara para pengembang perumahan dan petani padi asal Riverina di Negara Bagian New south Wales. Pekerja bangunan asal Mudge, Sam Vivers, mengatakan bahwa kembali populernya teknik ini bukan hanya disebabkan oleh meningkatnya kesadaran akan lingkungan.
“Faktor yang pastinya membuat orang memilih solusi ini adalah karena harga energi (gas dan listrik) yang meningkat, rumah rumah ini memiliki biaya operasi yang jauh lebih murah," katanya, baru-baru ini.
“Salah satu rumah yang kami bangun baru saja mendapat skor 8.5 dari 10 sehubungan dengan tingkat efisiensinya. Rumah ini sangatlah hangat pada musim dingin dan sejuk pada musim panas,” tambahnya.
Harga pembangunan rumah dari jerami ini juga tidak jauh berbeda dengan rumah berbahan batu bata.
Sam Vivers dapar membangun rumah jadi dengan harga berkisar $2.000 sampai $2.500 per hektarnya.
Menurutnya, jerami yang paling baik untuk digunakan adalah jerami yang berasal dari padi.
“Kami mendapati bahwa jerami ini sedikit lebih kuat ketimbang jerami dari gandum ditambah lagi kami juga mendapat suplai yang stabil dari selatan New South Wales,” jelasnya.
“Meskipun kami tetap harus membayar biaya transportasi dan juga mengkonsumsi energy pada proses transportasi, kami dapat menghasilkan produk yang dapat diandalkan dan konsekuen,” kata Viviers.
Salah satu supliernya adalah Trent Gardiner yang secara rutin menanam beras, gandum, jelai, dan oat di daerah Riverina.
Trent sudah menjadi supplier untuk taman nasional, tempat bermain ski, dan distributor listrik untuk vegetasi ulang, termasuk juga menjadi supplier untuk sektor pembangunan.
Menururtnya, sejauh yang dia tahu, dia adalah satu satunya petani yang dapat memproduksi bongkahan jerami yang dapat digunakan untuk pembangunan.
“Industri ini sudah dimulai semenjak 15 tahun yang lalu dan saat itu masih sedikit meragukan, namun enam atau tujuh tahun kemudian, industri ini sudah sangat berkembang.”
Gardiner mengaku bahwa industry pembangunan rumah menggunakan jerami ini sudah menjadi salah satu bagian penting untuk bisnisnya.
“Sebelumnya ini hanyalah sebuah pekerjaan sambilan, sekarang sekitar sepertiga dari pendapatan kami datang hanya dari jerami saja, yang notabene adalah sisa dari hasil panen kami.”
Menurutnya, pendapatan dari jerami padi sudah membantunya tetap beroperasi di saat saat sulit panen.
“Kita baru saja menghadapi kekeringan pada awal tahun 2000, pada saat itu kami bergantung pada jerami sebagai pemasukan utama kami selama kurang lebih delapan tahun,” tambah Gardner.