REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Palang Merah Indonesia (PMI) mendonasikan Rp 1 miliar untuk para korban konflik bersenjata di Gaza, Palestina. Donasi diberikan melalui Bulan Sabit Merah Palestina.
Sekjen PMI Budi A Adiputro di Jakarta, Senin, mengatakan, donasi itu dalam rangka menjawab imbauan darurat untuk respons bantuan kemanusiaan oleh Presiden Bulan Sabit Merah Palestina Dr Younis Al-Khatib kepada seluruh anggota Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.
Budi mengatakan, PMI sebagai satu-satunya organisasi kemanusiaan di Indonesia yang tergabung dalam keanggotaan Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional (Gerakan) nomor 68 sejak 1950, merasa terpanggil untuk memberikan dukungan berupa bantuan donasi kepada Bulan Sabit Merah Palestina sebagai sesama anggota Gerakan.
"Pada tahap pertama, PMI akan memberikan bantuan donasi yang berasal dari masyarakat senilai Rp 1 miliar. Bantuan yang telah didonasikan oleh masyarakat melalui PMI tersebut akan segara kami kirim langsung ke Palestine Red Crescent Society," ujar dia.
Sejak 11 Juli 2014, PMI telah membuka tiga rekening bantuan donasi untuk Gaza, Palestina, bagi masyarakat Indonesia yang ingin menyumbang. Ketiga rekening tersebut antara lain Bank Mandiri Cabang KCP JKT Krakatau Steel, swift code B M R I I D J A, atas nama Palang Merah Indonesia, dengan nomor rekening 070-00-0011601-7.
Rekening PMI lainnya di Bank BCA Cabang KCU Thamrin, Swift Code C E N A I D J A, atas nama Kantor Pusat PMI, dengan nomor rekening 206.300668.8. Dan Bank BRI Cabang KC Pancoran dengan Swift Code B R I N I D J A, atas nama Palang Merah Indonesia dengan nomor rekening 0390-01-000030-30-3.
Selain kepada masyarakat, ia mengatakan PMI juga menghimbau kepada pemerintah dan kalangan usaha untuk membantu korban konflik bersenjata di Gaza melalui PMI untuk disalurkan ke Palestine Red Crescent di Ramallah.
Tercatat 469 warga Palestina tewas akibat tembakan dan serangan darat tentara Israel dalam 15 hari terakhir. Sementara itu, serangan tentara Israel di Shejaiya mengakibatkan 80 persen korban tewas dari orangtua, wanita, dan anak-anak.