Selasa 22 Jul 2014 05:31 WIB

Ilham Habibie Minta Pesantren Kuasai Teknologi

Ilham Habibie
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Ilham Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, BANGKALAN - Ketua Umum Forum Dialog Nusantara Dr Ing Ilham Akbar Habibie mendorong, pondok pesantren di seluruh Indonesia untuk memasukkan kurikulum teknologi guna memacu peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Ditemui wartawan saat melakukan kunjungan ke Ponpes Nurul Amanah di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, Senin malam, Ilham Habibie mengemukakan saat ini, aspek teknologi sudah merambah hampir seluruh bidang atau sektor kehidupan, meskipun ada bidang yang pemanfaatan teknologinya tidak terlalu besar.

"Untuk pengembangan dan pemanfaatan teknologi di pesantren, ada dua cara yang bisa dilakukan, yakni memasukkan dalam kurikulum dan menggunakan teknologi sebagai alat bantu untuk proses pembelajaran kepada para santri atau siswa," kata putra sulung Presiden ke-3 RI BJ Habibie itu, Senin (21/7).

Pakar teknologi pesawat terbang itu menambahkan, pemanfaatan teknologi tidak harus yang modern, tetapi bisa teknologi yang sederhana, semisal penggunaan komputer, akses internet tanpa kabel atau wifi dan buku-buku digital.

"Pada era global seperti saat ini, kita sudah tidak bisa menutup diri dari kemajuan teknologi. Memang baru sebagian kecil pesantren yang sudah berkembang dan maju memanfaatkan kemajuan teknologi, tapi untuk pesantren yang belum harus terus didorong," tambahnya.

Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Nasional itu berharap pemerintah mengambil peran lebih besar dalam membangun infrastruktur teknologi di lembaga pendidikan, termasuk pesantren.

"Penguasaan teknologi akan membuat Indonesia memiliki daya saing lebih untuk memenangkan persaingan global dengan negara-negara lain," ujar Ilham Habibie.

Sementara itu, saat menyampaikan orasi ilmiah berjudul 'Teknologi Tepat Guna Bagi Kemajuan Pesantren Nusantara' di hadapan ratusan santri Ponpes Nurul Amanah, Bangkalan, Ilham Habibie menegaskan bahwa Indonesia memerlukan banyak teknologi untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki.

"Tanpa diimbangi teknologi, sumber daya alam Indonesia yang begitu besar tidak bisa diolah secara maksimal dan memberikan nilai tambah bagi negara. Oleh karena itu, kita perlu investasi lebih besar di bidang teknologi agar ke depan tidak terlalu tergantung pada produk impor," paparnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement