REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD), Jenderal Budiman menegaskan pemberhentiannya tak ada sangkut paut dengan dunia politik. Meskipun kabar tersebut dikaitkan dengan kemarahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mencium adanya perwira TNI/Polri yang menyeret prajurit ke ranah politik.
"Tidak sama sekali, saya tidak pernah melakukan hal-hal itu. Saya adalah kesatria dan bukan tipe penghianat. Saya hanya berjalan di garis yang lurus dan benar. Itu saja," ujarnya, Selasa (22/7).
Ia tak mau merinci alasan pemberhentian yang lebih cepat dua bulan daripada seharusnya. Budiman dilantik sebagai KSAD pada September tahun lalu dan baru akan memasuki masa pensiun dua bulan lagi.
Karena itu, pemberhentiannya dinilai cukup mengejutkan karena dilakukan mendadak dan ditengah pengamanan pilpres.
"Gak ada masalah. Itu saja. Gak usah saya jelaskan," katanya.
Sebelumnya, SBY sempat melayangkan kritik terhadap para perwira TNI-Polri yang menarik-narik prajurit aktif untuk ikut berpolitik di dalam pemilihan presiden. Ia bahkan menawarkan jika perwira itu ingin terjun ke politik agar mengundurkan diri dari jabatannya.