Selasa 22 Jul 2014 12:37 WIB

Putra Bos Kapal Sewol Masih dalam Pelarian

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Julkifli Marbun
Keluarga korban kapal Sewol yang tenggelam di Laut Jindo sesaat sebelum melakukan long march ke istana presiden untuk memprotes tim penyelamat pemerintah yang dinilai lamban dalam mengevakuasi korban, Ahad (20/4).
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Keluarga korban kapal Sewol yang tenggelam di Laut Jindo sesaat sebelum melakukan long march ke istana presiden untuk memprotes tim penyelamat pemerintah yang dinilai lamban dalam mengevakuasi korban, Ahad (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Polisi Korea Selatan mengatakan  enazah yang ditemukan bulan lalu adalah buronan kepala keluarga pemilik Chonghaejin Marine Co Ltd., perusahaan yang mengoperasikan feri Sewol.

Kantor berita Yonhap melaporkan, Selasa, jenazah yang telah membusuk itu ditemukan pada 12 Juni di sebuah kebun plum di Suncheon, sekitar 300 kilometer di selatan Seoul.

Identifikasi DNA dan sidik jari memastikan jasad tersebut merupakan Yoo Byung-un (73 tahun).Yoo dituduh melakukan penggelapan pajak dan kelalaian kriminal.

Perusahaan milik Yoo sebenarnya telah bangkrut pada akhir 1990an, tapi keluarganya terus menjalankan bisnis feri dengan nama perusahaan lain, termasuk Chonghaejin.

Korsel melakukan pencarian besar-besaran untuk mencari Yoo selama lebih dari dua bulan. Polisi bahkan menawarkan hadiah uang sebesar hampir setengah juta dolar AS bagi siapapun yang memberi informasi yang mengarah pada penangkapannya.

Pada Juni, sekitar 6.000 polisi menggerebek sebuah kompleks komunitas gereja di kota Anseong yang diketahui merupakan milik Yoo. Empat anggota gereja ditahan dengan tuduhan membantu pelarian Yoo.

Banyak anggota keluarga Yoo telah ditahan. Anak perempuannya yang tinggal di Perancis sedang memperjuangkan ekstradisi.

Sedangkan putra tertuanya masih dalam pelarian. Polisi menawarkan hadiah 100 ribu dolar AS bagi informasi keberadaannya.

Kepala polisi di Suncheon Woo Hyung-ho mengatakan dalam konferensi pers, sebuah buku yang ditulis Yoo ditemukan di lokasi.

Begitu juga dengan sebuah botol kosong bekas minyak hati ikan hiu yang diproduksi perusahaan keluarga Yoo.

Dilansir dari Belfast Telegraph, jenazah saat ditemukan mengenakan sepasang sepatu mewah dan jaket buatan Italia berharga mahal.

Ada pula tiga botol kosong minuman keras Korea, sebuah tas dan kaca pembesar.

Polisi mengatakan pengumuman itu ditunda karena penyelidikan forensik DNA membutuhkan waktu 40 hari. Polisi juga mengakui bukti-bukti yang ditemukan sebelumnya belum cukup.

Waktu kematian tidak jelas karena tubuh telah membusuk lebih dari 80 persen. Jasad Yoo dipindahkan dari Suncheon ke Layanan Forensik Nasional di Seoul.

Pengumuman oleh polisi terjadi kurang dari 24 jam setelah jaksa meminta maaf karena gagal menangkap Yoo saat mereka mengumumkan hasil investigasi sementara, Senin.

Mereka tidak menyebutkan jenazah yang dicurigai sebagai Yoo telah ditemukan.Kapal feri Sewol tenggelam sekitar 20 kilometer di barat daya pantai Korea Selatan pada 16 April. Saat itu kapal mengangkut 476 penumpang dan awak kapal.Sebanyak 339 di antaranya adalah pelajar sekolah menengah yang akan berwisata ke pulau Jeju. 

Hanya 174 orang yang berhasil diselamatkan. Jumlah korban tewas 263 orang dan 39 lainnya dinyatakan hilang. Tenggelamnya Sewol merupakan tragedi maritim terburuk dalam 20 tahun di Korsel.

sumber : reuters/bbc/belfast telegraph
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement