REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Arab Saudi akan membuka kesempatan bagi investor asing untuk mengakses pasar modal negara minyak terbesar Timur Tengah tersebut. Upaya ini dilakukan sebagai langkah diversifikasi ekonomi oleh kerajaan Arab Saudi.
Berdasarkan laporan kantor berita SPA, kabinet bangsa resmi memberi izin bagi lembaga keuangan asing untuk memperdagangkan sahamnya di Tadawul All Share Index (SASEIDX). Pasar modal untuk asing akan mulai dibuka pada pertengahan 2015.
Otoritas Pasar Modal Arab Saudi (CMA) bulan depan akan menerbitkan aturan partisipasi lembaga keuangan asing yang ingin masuk ke pasar modal Arab.
Arab Saudi menghapus hambatan terbesar di pasar modal tersebut karena mengejar rencana belanja senilai 130 miliar dolar AS. Pemerintah Arab ingin meningkatkan industri nonminyak.
Raja Abdullah mengatakan, perekonomian Arab telah tumbuh dengan tingkat rata-rata 6,4 persen selama empat tahun terakhir. Capaian itu cukup menggembirakan dibandingkan negara tetangga di Timur Tengah lain seperti Irak dan Uni Emirat Arab yang bergulat dengan gejolak politik dan pasar keuangan.
Arab Saudi adalah raksasa tidur dengan kapitalisasi pasar cukup besar. Tidak banyak asing yang bisa mendapatkan modal ke sana. Karenanya, ini menjadi langkah besar menuju inklusi di negara berkembang.
"Keputusan Arab ini cukup menarik untuk meningkatkan kredibilitas negara," kata Kepala Investasi National Bank of Abu Dhabi Gary Dugan, seperti dilansir Bloomberg, Selasa (22/7).
CMA telah merancang seperangkat aturan bagi investor internasional lebih dari setahun lalu. Aturan tersebut salah satunya membatasi aset yang dikelola perusahaan sebesar lima miliar dolar AS. Perusahaan tersebut juga sudah harus beroperasi selama lima tahun.
Setidaknya terdapat tiga bank yang sudah melakukan uji perdagangan. Dua di antaranya adalah HSBC Holdings Plc dan Deutsche Bank AG.
Indeks Arab Saudi diperdagangkan 14,4 kali estimasi pendapatan selama 12 bulan ke depan. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan negara berkembang sebesar 11,1 kali. Namun, masih lebih rendah dibandingkan Uni Emirat Arab sebesar 15,2 kali.
Produk Domestik Bruto (PDB) Arab Saudi diperkirakan tumbuh 4,2 persen tahun ini. Tahun lalu, negara tersebut hanya tumbuh 3,8 persen.