REPUBLIKA.CO.ID, DEN HAAG -- Jasad-jasad korban jatuhnya pesawat MH17 di Ukraina akan diterbangkan ke Belanda mulai Rabu (23/7) besok, dan proses identifikasinya diperkirakan membutuhkan waktu berbulan-bulan, kata Perdana Menteri Mark Rutte. "Besok, pesawat pertama (dengan jenazah) akan menuju Eindhoven di selatan Belanda," kata Rutte kepada wartawan setelah jenazah para korban tiba di Kharkiv, Ukraina dari wilayah yang dikuasai pemberontak.
"Persiapan telah dibuat di Kharkiv sehingga identifikasi bisa dilakukan di Belanda sebaik mungkin," kata Rutte.
"Segera setelah para korban diidentifikasi, yang pertama dan terpenting adalah keluarga diberi informasi, tidak ada yang lain. Itu bisa makan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan," tambah Rutte.
Dari 298 penumpang yang tewas saat pesawat Malaysia Airlines penerbangan MH17 jatuh di atas Ukraina --diduga ditembak dengan rudal oleh pemberontak pro-Rusia-- 193 diantaranya adalah warga Belanda dan negara ini bertanggung jawab atas identifikasi mereka. Rutte mengatakan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) yang memantau di Ukraina mengindikasikan bajwa sekitar 200 jenazah sudah dimasukkan dalam kereta, sementara laporan lain yang belum dikonfirmasi menyebutkan jumlahnya mencapai 282 jenazah.
"Segera setelah beberapa korban siap dipindahkan, pesawat itu akan berangkat," kata Rutte seraya menegaskan bahwa semua mayat korban akan dibawa ke Belanda baru kemudian dipulangkan ke negara asal masing-masing.
Kementerian Pertahanan Belanda mengatakan pesawat Hercules C-130 milik Belanda dan sebuah pesawat pengangkut C-17 Australia akan membuat jembatan udara antara Kharkiv dan Eindhoven untuk membawa pulang mayat-mayat tersebut.Begitu tiba di Eindhoven, mayat-mayat itu akan dibawa ke barak militer Kaporaal van Oudheusden di Hilversum yang berjarak sekitar 100 km.