Oleh: Hafidz Muftisany
Anak-anak disunahkan mulai berlatih puasa sedari dini.
Ramadhan akan segera menyapa. Salah satu ibadah yang diwajibkan saat Ramadhan adalah puasa. Puasa selama satu bulan penuh menjadi amalan sebagai sarana untuk meraih derajat takwa. Sebagaimana dijanjikan Allah SWT dalam Alquran surah al-Baqarah ayat 183.
Keutamaan puasa Ramadhan juga berlimpah. Selain menjadi perisai, Allah sendirilah yang membalas pahala puasa. Karena, puasa pada hakikatnya ditujukan untuk Allah SWT.
Bahkan, bau mulut orang berpuasa lebih harum dari kesturi. Puasa Ramadhan juga bisa menebus dosa-dosa masa lalu jika dikerjakan dengan iman dan kesabaran.
Berlimpahnya pahala puasa menjadi keberkahan bagi setiap keluarga. Bahkan, bagi anak-anak. Mereka mulai diajarkan untuk berpuasa sedari dini. Ada istilah puasa beduk bagi anak-anak. Yakni, puasa setengah hari.
Saat beduk azan Zhuhur berkumandang, mereka diperbolahkan makan dan minum. Selebihnya, anak-anak harus menunggu saat Maghrib tiba untuk kembali berbuka. Tradisi ini dimaksudkan untuk melatih anak-anak berpuasa. Lantas, saat umur berapa seorang anak wajib berpuasa?
Anak-anak yang belum baligh pada dasarnya tidak dibebani dengan kewajiban. Sebuah hadis dari Aisyah RA menegaskan, ada tiga golongan yang tidak terkena kewajiban ibadah. "Diangkat pena dari tiga macam orang, dari anak kecil hingga ia dewasa, orang tidur hingga ia bangun, dan orang gila hingga ia normal. (HR Ahmad, Abu Daud, Nasai, Ibnu Majah).
Secara eksplisit, tidak ada nas yang menyebut umur seorang anak hingga ia dibebani berpuasa. Syekh Yusuf Qaradhawi memandang, meski begitu anak-anak harus dibiasakan berpuasa sedari dini, seperti halnya shalat.
Dalam shalat, Rasulullah SAW secara tegas menyuruh anak mengerjakannya jika telah berusia tujuh tahun dan boleh dipukul jika meninggalkan shalat saat berumur 10 tahun.
Dengan kaidah tersebut, membiasakan puasa pada anak juga bisa dimulai pada usia belia. Meski tidak harus pada usia tujuh tahun karena puasa lebih berat dibanding shalat.