REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia (MHTI) Kabupaten Jember, Jawa Timur, berpendapat Israel sudah berulang kali melanggar perjanjian damai dengan Palestina.
MHTI juga menyayangkan negara-negara Muslim hanya mengirimkan bantuan dana, obat-obatan, dan makanan ke Palestina. Padahal, semua bantuan itu tidak bisa masuk ke Palestina akibat embargo Israel. Menurutnya, dengan anak-anak dan perempuan Palestina yang menjadi sasaran pembantaian serangan Israel, sudah saatnya khilafah ditegakkan.
Tujuannya untuk menyelamatkan anak-anak dan perempuan warga Palestina yang menjadi korban serangan Israel di jalur Gaza. Sekitar 20 aktivis MHTI Jember memperingati Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2014 dengan aksi turun ke jalan di pertigaan lampu merah Mastrip, Rabu (23/7) sore, untuk menyerukan penyelamatan anak-anak dan muslimah yang menjadi korban di jalur Gaza.
"Serangan Israel tidak bisa dihentikan dengan diplomasi, donasi, dan doa karena sudah terbukti berulang kali negara Zionis tersebut menciderai kesepakatan damai dan perjanjian dengan Palestina," kata koordinator aksi, Alifah.
Ia berkata, kondisi Gaza kian memprihatinkan karena korban yang meninggal terus bertambah, terutama anak-anak dan perempuan. "Sehingga dalam momentum Hari Anak Nasional ini kami menyerukan kepada semua pihak untuk menyelamatkan anak-anak di jalur Gaza," ucap dia.