Kamis 24 Jul 2014 06:01 WIB

Muslim Namibia Eksis Melalui Peran Sosial (2)

Windhoek, Ibukota Namibia.
Foto: Wikipedia.org
Windhoek, Ibukota Namibia.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fuji Pratiwi

Jumlah Muslim Namibia terus meningkat.

Mereka juga berasal dari beragam suku, termasuk suku terbesar di Namibia Ovambo, Damara dan Nama. Saat ini, Widnhoek menjadi kota dengan jumlah Muslim terbanyak, antara seribu dan 2.000 jiwa.

Semakin terlihatnya eksistensi Muslim dan Pemerintah Namibia yang terbuka terhadap berbagai agama dinilai berdampak positif bagi perkembangan Islam di Namibia.

 

Imam masjid

Jika dibandingkan ke peran skala nasional, peran Muslim Namibia masih kecil karena komunitasnya pun hanya 0,5 persen dari total populasi.

Namun, nilai-nilai Islam yang mengatur pernikahan, sistem ekonomi yang adil, kesehatan, dan banyak aspek kehidupan lainnya tetap disuarakan Muslim Namibia.

Imam masjid Soweto Islamic Center, Syekh Abubakr Tjipanga, yang diwawancari Bucher mengungkapkan, Soweto Islamic Center sendiri didirikan pada 1986. Sekira 50 Muslim dan 10 Muslimah menjadi jamaah tetap masjid kecil di sana.

Soweto Islamic Center memiliki hubungan erat dengan komunitas Muslim di berbagai wilayah, terutama dengan South Africa National Zakah Fund (SANZAF).

Selain menjadi imam masjid, Syekh Abubakr juga merupakan pengajar di University of Namibia, narasumber siaran radio Damara, Nama, dan konselor isu-isu sosial, seperti penanganan HIV/AIDS dan pernikahan.

Baru sekitar 50 Muslim Namibia yang sudah berhaji dan  11 orang saat itu tengah belajar bahasa Arab dan syariah di Arab Saudi.

Sekira 500 Muslim Namibia dan Muslim pendatang biasanya akan berkumpul untuk shalat Jumat berjamaah di Windhoek Islamic Centre (WIC) di Sam Nujoma Avenue.

WIC merupakan organisasi Islam induk di Namibia, Namibia Islamic Association, meski baru didirikan pada akhir 1999.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement