REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi investasi proyek penanaman modal pada triwulan II-2014 mencetak rekor tertinggi, yakni Rp 116,2 triliun, tumbuh 16,4 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi penyerapan tenaga kerja Indonesia pada triwulan II-2014 mencapai 350.803 orang. Sedangkan pada periode sama pada tahun sebelumnya, realisasi penyerapan tenaga kerja sebesar 626.376 orang. Proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) pada triwulan II-2014 dapat menyerap sebesar 82.250 orang.
Angka tersebut menurun signifikan dibanding penyerapan kerja proyek PMDN pada triwulan II-2013 yang sebesar 239.810 orang. Sementara itu, proyek Penanaman Modal Asing (PMA) triwulan II-2014 menyerap tenaga kerja sebanyak 268.553 orang, dibandingkan dengan penyerapan tenaga kerja triwulan II-2013 yang sebesar 386.566 orang.
Kepala BKPM Mahendra Siregar mengatakan, rendahnya penyerapan tenaga kerja tersebut harus direspons secara sesuai.
"Iklim dan kondisi ketenagakerjaan kita belum membaik. Jadi sektor yang memang lebih banyak memanfaatkan tenaga kerja secara umum memang jadi terpengaruh investasinya di Indonesia," ujar Mahendra dalam konferensi pers realisasi penanaman modal triwulan II-2014, Kamis (24/7).
Menurut dia, BKPM tengah berupaya memperbaiki kondisi hubungan industrial maupun iklim ketenagakerjaan yang kondusif. Mahendra berharap, upah berdasarkan produktivitas dapat diterapkan pada 2015.
"Untuk penerapan aturan pada 2015, biasanya diputuskan Oktober tahun sebelumnya," ujarnya.