Jumat 25 Jul 2014 12:04 WIB
Kinerja CIMB Niaga

Laba Bersih CIMB Niaga Rp 1,95 Triliun

Nasabah mengambil uangnya dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di salah satu kantor cabang Bank CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (21/6).
Foto: Aditya Pradana Putra/Republika
Nasabah mengambil uangnya dari mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di salah satu kantor cabang Bank CIMB Niaga, Jakarta, Jumat (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank CIMB Niaga meraih laba bersih konsolidasi (unaudited) Rp 1,95 triliun pada semester pertama 2014. Jumlah ini turun 8,5 persen dari periode sama 2013, yaitu Rp 2,13 triliun.

Presiden Direktur CIMB Niaga, Arwin Rasyid mengatakan penurunan laba bersih ini disebabkan peningkatan tidak signifikan pada pendapatan bunga bersih sebesar 4,0 persen (yoy). Juga, penurunan pada fee based income menjadi Rp 1,51 triliun atau turun 5,9 persen (yoy). "Penurunan terjadi sebagai dampak dari kondisi operasional yang semakin menantang," kata Arwin kepada Republika, Kamis (24/7).

CIMB Niaga mempertahankan posisinya sebagai bank terbesar kelima di Indonesia dari sisi aset dengan jumlah Rp 224,84 triliun. Aset Bank CIMB niaga tumbuh 11,2 persen dibandingkan periode sama 2013, yaitu Rp 202,20 triliun.

CIMB Niaga, kata Arwin, memahami saat ini iklim usaha memang sulit, ada tekanan likuiditas, rupiah yang melemah, dan peningkatan suku bunga. Namun, jelas dia, CIMB Niaga tetap mempertahankan pertumbuhan aset seiring kemampuan meningkatkan jumlah simpanan dan secara ketat memonitor kualitas aset.

Hingga akhir Juni 2014, total kredit CIMB Niaga tercatat Rp 164,66 triliun, tumbuh 9,1 persen (yoy). Dari total kredit tersebut, kredit di sektor Konsumer mengalami perlambatan, sementara kredit untuk small medium micro enterprise (SMME) naik 15,3 persen (yoy) menjadi Rp 33,32 triliun, dan kredit di sektor Korporasi tumbuh 11,7 persen menjadi Rp 47,09 triliun. n elba damhuri ed: zaky al hamzah

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement