REPUBLIKA.CO.ID,JERUSSALEM--Kepala negara Israel, Shimon Peres mundur dari jabatannya pada hari kamis waktu setempat. Peres mundur dikarenakan tidak berakhirnya konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina.
Dalam pidato perpisahannya, Peres mengajari Israel untuk melihat keadilan sosial dan perdamaian dunia sebagai prinsip-prinsip dan ia mendesak negara Yahudi untuk melakukan kesetaraan praktik untuk semua warga negaranya.
"Aku tidak akan berhenti untuk melayani rakyat dan negara saya, Dan saya akan terus membantu membangun negara saya, dengan keyakinan mendalam bahwa suatu hari nanti akan ada kedamaian," ujar Peres seperti dilansir Aljazeera.
Peres juga mengatakan, ia membela serangan yang dilakukan Israel ke Gaza akibat dari serangan roket yang dilakukan Hamas ke wilayah Israel. Ia menuduh militan Hamas mengubah Gaza menjadi tragedi dan sengaja menempatkan warga sipil dalam bahaya.
"Israel bukan musuh rakyat Gaza, Pertahankan demokrasi," katanya. Tapi dia juga mengatakan Israel harus menyambut dan mendorong perdebatan tentang hak-hak dan kesalahan dari konflik di Gaza.
Kepala negara Israel memang tidak terlibat langsung dalam pembuatan keputusan politik. Tetapi peraih penghargaan Nobel perdamaian ini selalu mendukung perdamaian Israel dengan Palestina. Ia juga sering mengambil sikap berbeda dari Netanyahu.
Konflik Israel dan Gaza telah berlangsung selama 17 hari di mana telah menewaskan 762 warga Palestina dan 32 tentara Israel.