REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA-- Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) mendesak pemerintah Iran segera membebaskan empat jurnalis yang ditahan. Tiga di antaranya adalah warga negara AS-Iran. Dua jurnalis yang ditahan adalah Jason Rezaian (38 tahun), koresponden untuk Washington Post di Teheran dan istrinya Yeganeh Salehi, koresponden surat kabar Nation yang berbasis di Uni Emirat Arab.
"Kami mendesak otoritas Iran segera menjelaskan mengapa Jason Rezaian, Yeganeh Salehi dan dua jurnalis lain ditahan. Kami juga meminta mereka segera dibebaskan," ujar Koordinator Program CPJ untuk Timur Tengah dan Afrika Utara Sherif Mansour, Kamis (24/7).
Menurutnya, Iran memiliki catatan buruk terkait perlakuan kepada jurnalis yang ditahan. CPJ meminta pemerintah Iranbertanggung jawab atas keselamatan keempatnya. Rezaian yang mempunyai kewarganegaraan ganda telah bekerja bagi Post di Teheran sejak 2012. Post melaporkan Salehi telah mengajukan permohonan kewarganegaraan tetap AS.
Wakil juru bicara Kementerian Luar Negeri AS Marie Harf mengatakan AS mengikuti perkembangan laporan penahanan tiga warga AS di Iran. "Kami belum bisa berkomentar lebih lanjut saat ini karena masalah privasi. Prioritas utama kami adalah keselamatan dan kesehatan warga AS di luar negeri," ujar dia.
Iran tidak mengakui kewarganegaraan ganda. AS dan Iran tidak memiliki hubungan diplomatik formal sehingga perundingan untuk membebaskan warga AS yang ditahan Iran menjadi hal yang rumit. Nama dua jurnalis lain yang ditahan tidak diberitahu, tapi Post mengatakan mereka adlaah dua jurnalis foto lepas.
"Kami menerima laporan yang bisa dipertanggung jawabkan bahwa Rezaian dan istrinya Salehi ditahan Selasa malam di Teheran," kata editor asing Washington Post, Douglas Jehl.
Anggota keluarga Rezaian menolak memberi tanggapan saat ini. Juru bicara Iran di PBB Hamid Babaei mengatakan dalam surat elektroniknya diplomat Iran sedang menyelidiki laporan penahanan tersebut. Dia mengatakan akan memberitahu begitu ada informasi.
Selain empat jurnalis tersebut, ada 35 jurnalis lain di penjara Iran. Delegasi khusus PPB untuk hak asasi manusia di Iran Ahmed Shaheed Maret lalu mengatakan Iran memiliki hampir 900 tahanan politik, termasuk mereka yang diadili karena kegiatan keagamaan, pengacara dan jurnalis.
Dalam laporan terakhirnya kepada Dewan HAM PBB Shaheed mengatakan terdapat 379 aktivis politik, 292 praktisi keagamaan, 92 penggiat HAM, 71 aktivis sipil, 37 jurnalis dan blogger dan 24 mahasiswa. Semuanya disebut sebagai tahanan politik. Iran menyangkal tuduhan Barat yang mengatakan Iran mencoba membungkam perbedaan pendapat dengan menahan para elit, termasuk politis moderat senior, aktivis mahasiswa, pengacara dan jurnalis.