REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Presiden Palestina Mahmud Abbad meminta agar gencatan senjata dapat segera dilakukan di Gaza, Kamis (24/7). Hal ini dikatakan oleh Mahmud, menyusul korban tewas di Gaza yang mencapai 800 di hari ke 17 serangan intensif Israel.
Abbas bersikeras bahwa gencatan senjata adalah upaya yang terbaik untuk dilakukan saat ini. banyak warga sipil Palestina yang telah menderita akibat konflik berkepanjangan Istael dan Hamas. Ia juga menambahkan, proposal gencatan senjata yang telah diajukan Mesir harus disetujui kedua belah pihak.
"Sejauh ini masih ada harapan untuk melakukan gencatan senjata. Hal yang terpenting adalah ini harus disepakati lebih dulu dan setelah itu tuntuntan-tuntutan tertentu dapat dibahas," ujar Abbas seusai pertemuan dengan Raja Yordania Abdullah II di Amman, dilansir AFP, Kamis, (24/7).
Abbas juga menambahkan Palestina memiliki banyak tuntutan terhadap Israel ke depannya. Namun, gencatan senjata dengan alasan kemanusiaan tidak dapat diabaikan oleh kedua belah pihak, baik Israel maupun Hamas.
Menteri Luar Negeri AS, John Kerry juga telah melakukan pertemuan di Kairo untuk menengahi konflik antara Israel dan Hamas. Kerry juga mencoba untuk menjangkau Turki dan Qatar, yang mana kedua negara tersebut selama ini merupakan sekutu dekat Hamas.
Kerry berusaha meminta dukungan banyak pihak atas usulan gencatan senjata Israel-Hamas yang diajukan Mesir. Kerry mengatakan telah mengadakan pembicaraan dengan rekan-rekannya di Ankara dan Doha, dengan harapan mereka akan mendorong Hamas menerima usulan gencatan senjata.
Hamas telah menuntut hanya akan melakukan gencatan senjata secara permanen apabila Israel menghentikan blokade atas Gaza. Namun, Hamas menyetujui gencatan senjata sementara dilakukan untuk alasan kemanusiaan.