Ahad 27 Jul 2014 14:00 WIB

Cina Bongkar Skandal Pemasok Makanan Kadaluarsa

Rep: c87/ Red: Bilal Ramadhan
Razia makanan kadaluarsa, ilustrasi
Razia makanan kadaluarsa, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SHANGHAI– Kantor berita resmi Xinhua melaporkan pada Sabtu (26/7), seperti dilansir Reuters, Regulator di Shanghai telah menemukan skandal pemasok makanan produksi tanggal tiruan yang berbasis di Cina pada beberapa produk dan mereka menjualnya setelah kedaluwarsa.

Shanghai Husi Food yang dimiliki oleh Illinois berbasis Grup OSI adalah pusat dari skandal makanan terbaru di Cina yang telah menyebar ke Hong Kong dan Jepang atas tuduhan mencampur daging kedaluwarsa dengan daging segar. Polisi telah menahan lima orang sebagai bagian dari penyelidikan mereka.

Food and Drug Administration Kota Shanghai telah menemukan bahwa Shanghai Husi memberi label tiruan pada tanggal produksi roti daging asap yang diproduksi Mei 2013 dijual sebagai produk yang dibuat pada Januari 2014. Daging olahan memiliki umur simpan sembilan bulan. Xinhua mengatakan ada 4.396 kemasan dengan tanggal tiruan dan telah terjual 3.030 kemasan.

Pejabat di Shanghai Husi dan OSI di Cina tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar. OSI telah meminta maaf kepada konsumen Cina, yang menyebutnya apa yang terjadi di pabrik Shanghai benar-benar tidak dapat diterima.

Skandal tersebut, yang telah menyeret dalam rantai pangan global termasuk McDonald Corp, KFC orangtuanya Yum Brnads Inc dan Starbucks Corp, didorong oleh laporan TV local pada hari Minggu yang menunjukkan staf di Shanghai Husi menggunakan daging yang sudah kedaluwarsa dan mengambil kembali makanan dari lantai untuk ditambahkan ke dalam campuran. Hal itu juga diduga perusahaan melakukan tanggal produksi tiruan.

Reuters melaporkan pada Jumat (25/7) bahwa Shanghai Husi memenangkan kasus pengadilan awal tahun ini terhadap mantan perwira kualitas yang mengklaim bahwa dia termasuk yang membuat tanggal produksi tiruan pada daging.

Menurut dokumen pengadilan yang dilihat Reuters, mantan pekerja itu mengatakan kepada pengadilan tahun lalu ia tidak mau secara illegal membuat tanggal tiruan di pabrik. Ia juga berulang kali mendesak majikannya untuk mengubah praktik yang menurutnya melanggar undang-undang keamanan dan kepentingan konsumen tercederai. Dia mengatakan Shanghai Husi mengabaikan permintaannya. Tapi hakim menolak tuduhan karena kurangnya bukti.

Sejauh ini belum ada laporan dari konsumen yang jatuh sakit dalam makanan terbaru itu. Keamanan makanan merupakan salah satu isu utama bagi konsumen Cina setelah skandal pada tahun 2008 di mana produk susu tercemar dengan bahan kimia industry melamin menyebabkan kematian enam bayi dan membuat ribuan orang sakit.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement