REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Andi Muhammad Ikhbal
JAKARTA - Tidak lama lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri setelah sebulan menjalankan ibadah puasa. Idul Fitri bisa menjadi momentum untuk menyudahi segala silang sengketa dan perselisihan.
“Semua amaliah Ramadhan merupakan ajang pelatihan yang jika dilaksanakan secara sungguh-sungguh, berguna menekan hawa nafsu sehingga hati manusia menjadi lembut,” kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Jumat (25/7).
Kebetulan, Indonesia pada tahun ini melaksanakan pesta demokrasi, yakni pemilu legislatif dan pemilu presiden.
Dalam membangun rekonsiliasi nasional pascapemilu, kata Lukman, peran para tokoh agama menjadi penting dalam menyebarluaskan esensi Idul Fitri sebagai sarana membangun solidaritas dan persatuan semua anak bangsa.
Pendiri ESQ Leadership Center Ary Ginanjar Agustian menambahkan, Idul Fitri ini bisa menjadi obat agar bangsa Indonesia kembali bersatu.
Menurut Ary, Ramadhan tahun ini terbilang spesial karena bertepatan dengan pelaksanaan pilpres. “Tujuan akhirnya tetap, rangkaian ibadah itu menjadi ajang perbaikan akidah dan akhlak.”
Anggota Dewan Syura PKS, Hidayat Nur Wahid, mengingatkan masyarakat yang sempat bersitegang saat pilpres untuk kembali saling bermaafan. Fitrah bangsa Indonesia, terang Hidayat, adalah bangsa yang beragama, taat hukum, dan antikorupsi.
“Jangan sampai perbedaan pilihan capres dan pengaruh media sosial membuat hubungan memburuk, Lebaran momen untuk saling memaafkan,” katanya.