REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Pada H-1 menjelang Lebaran, beberapa titik ruas jalan di kota Bandung terlihat ramai. Pasar tumpah, yang didominasi oleh pedagang ketupat dan pedagang bunga menjadi pemicunya.
Mereka biasa menggelar lapak di trotoar, sehingga memaksa para pejalan kaki memakai sebagian badan jalan. Kehadiran mereka yang membuat kemacetan itu, nampak pada sejumlah jalan, seperti di Jalan Suropati dan Jalan AH Nasution, Kota Bandung.
Meski penjualan tidak seramai tahun lalu, sekitar puluhan pedagang sudah datang sejak subuh menggelar dagangannya. "Biasa ciri khas tiap tahun gini, paling juga dua hari, besok pukul 16.00 WIB sudah nggak ada semua," ujar Deni, salah seorang penjual bunga di pinggir Jalan AH Nasution.
Ia mengaku tidak tiap hari berjualan di tempat itu. Sehari-harinya ia berjualan bunga di Rawa Belong, Jakarta. Khusus pada saat Lebaran saja ia datang ke Bandung. Menurutnya sudah menjadi kebiasaan masyarakat di kota ini ketika menjelang Lebaran, akan menghias rumah dengan bunga segar.
Hal itu dimanfaatkan para penjual bunga dadakan. Akhirnya banyak jalan di Kota Bandung terlihat semarak dengan kehadiran para penjual bunga itu. Menurutnya jenis bunga yang paling diminati seperti Sedap Malam, karena wanginya. "Satu batang harganya Rp 7.000," katanya.
Tidak hanya penjual bunga yang mendadak meramaikan tepi jalan. Para pedagang ketupat juga sudah mulai berjualan sejak H-2 Lebaran. Atim Wahyu, salah satunya. Ia bersama pedagang ketupat lain sejak pukul 03.00 WIB berjualan di tepi Pasar Ujung Berung.
"Saya mah baru hari saja jualan, biasanya kerja saja di kampung," katanya.
Sementara Kepala Pospam Ujungberung, AKP Bony mengatakan pasar tumpah yang ada di tepi Jalan AH Nasution cukup mempengaruhi kondisi lalu lintas. Hal itu disebabkan posisi mereka yang menjorok ke badan jalan.
"Sudah sejak subuh dimulai, pedagang bunga, sembako, dan ketupat, tapi hanya dua hari atau satu hari sebelum lebaran saja," katanya.