Ahad 27 Jul 2014 23:49 WIB

Kelompok Taliban Incar Polisi Anti-Taliban

Rep: c87/ Red: Joko Sadewo
Gerilyawan Taliban Pakistan
Foto: ap
Gerilyawan Taliban Pakistan

REPUBLIKA.CO.ID, KANDAHAR –- Kelompok Taliban telah membunuh seorang warga sipil dan seorang polisi di perbatasan sebelum ditembak mati oleh polisi. Kejadian tersebut terjadi dalam serangan di rumah seorang kepala polisi provinsi di Afganistan Selatan yang terkenal.

Juru bicara kepolisian provinsi Kandahar, Zia Durani, mengatakan enam penyerang semuanya mengenakan rombi bunuh diri. Mereka meluncurkan serangan pada Ahad dari sebuah gedung sekolah di dekat rumah Jenderal Abdul Razeq di distrik Boldak. Tapi mereka ditembak sebelum masuk ke rumah.

“Jenderal Abdul Razeq berada di rumahnya pada saat serangan, tapi tidak terluka,” kata Durani seperti dilansir Aljazeera, Ahad (27/7).

Abdul Razeq adalah seorang kepala polisi yang terkenal dan tokoh anti-Taliban terkemukan di provinsi Kandahar, dia telah menghadapi beberapa serangan.

Dalam sebuah pernyataan yang dikirim ke media, Juru Bicara Taliban, Qari Yousef Ahmadi, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Taliban sering melakukan bom bunuh diri dan serangan lainnya terhadap pasukan Afganistan da NATO.

Sementara itu, di Ibukota Kabul, ratusan pengunjuk rasa turun ke jalan pada Ahad dalam sebuah demonstrasi anti-Taliban yang diselenggarakan oleh aktivis dan kelompok masyarakat sipil, dengan protes serupa yang dilakukan di Balkh Utara dan provinsi Heart Barat. Para demonstran meneriakkan kasus pembunuhan warga sipil dalam serangan Taliban baru-baru ini.

Pada Jumat, pejuang Taliban menghentikan tiga mini bus di provinsi Ghor Barat dan menembak 14 penumpang di sisi jalan termasuk tiga wanita. Penembakan itu dilakukan setelah mengidentifikasi mereka sebagai Hazara Syiah.

Taliban, seperti kelompok Sunny, melihat minoritas komunitas Syiah di negara tersebut sebagai orang yang murtad. Di masa lalu Taliban telah menargetkan Hazara dengan bom bunuh diri dan serangan lainnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement