Senin 28 Jul 2014 09:56 WIB

Khotib At-Tin: Puasa Jauhkan Kita dari Perpecahan

Rep: c66/ Red: A.Syalaby Ichsan
Umat muslim tengah memanjatkan doa di Masjid At Tin,Jakarta Timur.
Foto: Republika/Agung Fatma Putra
Umat muslim tengah memanjatkan doa di Masjid At Tin,Jakarta Timur.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti tahun-tahun sebelumnya, Masjid Agung At-Tin kembali menyelenggarakan sholat Idul Fitri 1435 H, Senin (28/7). Dalam kesempatan ini, khutbah dengan judul "Puasa Melatih Manusia Melawan Egoisme" disampaikan oleh KH Muhammad Muchlasin.

Muchlasin yang merupakan guru besar sejarah kebudayaan Islam di Universitas Islam Nasional (UIN) Yogyakarta itu mengatakan egoisme adalah sifat dasar yang tak akan pernah luput dari seorang manusia. Namun, seiring bertambahnya ketaqwaan dan keimanan seseorang, hal tersebut hendaknya dapat hilang.

Puasa menurutnya adalah hal terbaik yang dapat dilakukan oleh seorang manusia dalam mengajarkan hal itu. Selama bulan Ramadhan, manusia dilatih untuk menahan hawa nafsu. Puasa juga mewajibkan kita untuk menjadi orang bertaqwa, yang mana dapat mengendalikan diri dari melakukan hal-hal yang tidak pantas dilakukan.

Hal itu mengartikan bahwa puasa tidak sekedar menahan makan dan minum, melainkan juga menjaga semua perangkat rasa, pikir, dan melakukan seluruh amalan-amalan yang diwajibkan oleh Allah SWT. Semua itu, seharusnya membuat kita  semakin sadar untuk menjadi lebih arif, mengetahui kelemahan-kelemahan sebagai manusia. Kita juga menyadari, betapa pentingnya menahan egoisme karena kita membutuhkan orang lain dalam menjalani kehidupan.

"Semakin bertambahnya umur, kita harus semakin menyadari bahwa kita harus menahan segala sifat egoisme, kita harus belajar berbagi," ujar Machasin, dalam khotbah di Masjid At Tin, Jakarta, Senin (28/7).

Di akhir khotbah, Muchlasin menuturkan bahwa dengan hilangnya egoisme, perpecahan tidak akan lagi terjadi. Selain itu, dengan hilangnya sifat buruk tersebut, rasa saling membutuhkan antar manusia akan timbul dan persatuan seluruh manusia dapat terwujud.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement