REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Sutarman mengatakan, inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukan Bareskrim Mabes Polri bersama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polres Bandara Soekarno Hatta (Soetta) di Bandara Soetta, Tangerang terminal 2D, memang sengaja dilakukan.
"Kekerasan terhadap TKI (tenaga kerja Indonesia) banyak terjadi apalagi pada saat mudik ini, banyak yang pulang, makanya kita melakukan (sidak)," kata Sutarman di Mabes Polri, Senin (28/7). Hasil dari sidak, lanjutnya, tim gabungan tersebut melakukan penangkapan terhadap belasan orang untuk disidik lebih lanjut.
Dikatakannya, kepolisian akan mulai menertibkan terhadap orang-orang yang tidak manusiawi itu. "Karena mereka (TKI) bekerja keras di negara lain, untuk menghidupi keluarganya dan dirinya, tapi justru diperas," ujar Sutarman.
Oknum-oknum yang melakukan pemerasan tersebut, ujarnya, menimbulkan masalah yang harus diselesaikan dari aspek penegakan hukum. KPK bersama dengan Bareskrim Mabes Polri, Polres Bandara Soekarno Hatta (Soetta) mengamankan 18 orang dalam inspeksi mendadak (sidak) di Bandara Soetta terminal 2D, Tangerang terkait penyediaan pelayanan publik untuk tenaga kerja Indonesia (TKI).
Dari 18 orang yang diamankan petugas, dua diantaranya merupakan anggota polisi berinisial WD dan ET berpangkat Bintara dan satu anggota TNI berinisial RS. Ketiga oknum tersebut, berperan sebagai pihak yang menawarkan jasa angkutan kepada TKI yang baru saja datang dari luar negeri untuk pulang ke tempat tujuannya. Sedangkan 15 lainnya merupakan warga sipil yang berprofesi menjadi sopir taksi gelap.