REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Ikatan Da'I Indonesia (IKADI), KH. Ahmad Satori Ismail, menyatakan Idul Fitri sebagai momentum untuk mengokohkan kembali ukhuwwah Islamiyyah, ukhuwwah Wathoniyah (Kebangsaan) dan ukhuwwah Basyariyyah (Internasional).
"Idul Fitri merupakan momentum tepat bagi umat Islam untuk memperkuat ukhuwwah dan menjalin silaturrahim antar sesama, khususnya pasca Pilpres 2014," tutur Satori saat dihubungi Republika, Selasa (29/7) pagi.
Apalagi umat Islam baru saja sebulan penuh melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Mudah-mudahan Allah SWT mengampuni dosa-dosa ummat Islam melalui ibadah shaum di bulan Ramadhan. "Tentu kita berharap mendapatkan 'lalilatul qadr' di 10 hari terakhir bulan Ramadhan," papar Satori.
Paskapilpres 2014, lanjut Satori, hendaknya umat Islam saling memaafkan, menghormati perbedaan dan merajut silaturrahim antar sesama. Mungkin saja dalam satu keluarga atau kelompok masyarakat memiliki perbedaan pandangan politik dalam Pilpres. "Namun, Pilpres sudah selesai, saatnya kembali menjalin silaturrahim antar ummat Islam," ungkap Satori.
Satori mengimbau bangsa Indonesia, khususnya umat Islam, untuk tidak bersikap fanatik terhadap figur capres-cawapres RI, melainkan bersikap fanatik terhadap cita-cita kebangsaan Indonesia. "Untuk Presiden dan wapres terpilih, Satori berharap agar tidak bersikap sektarianisme dan hanya mementingkan kelompok pendukungnya saja," jelas Satori.
Presiden terpilih hendaknya benar-benar menjadi presiden bagi seluruh rakyat Indonesia yang memperjuangkan kepentingan rakyat. Presiden terpilih, lanjut Satori, jangan mendukung kebijakan asing yang merugikan negara. Presiden terpilih juga dapat mengakomodasi pihak kompetitor capres-cawapres lainnya dalam komposisi kabinet mendatang.