REPUBLIKA.CO.ID, GAZA --- Sayap bersenjata Hamas, Brigade Ezzedine al-Qassam, mengatakan bahwa setiap gencatan senjata dengan Israel harus menyertakan menghentikan "agresi" Israel dan pencabutan blokade Gaza. "Kami tidak menerima syarat gencatan senjata," kata Mohammed Deif dalam pidato audio yang disiarkan oleh radio dan televisi Hamas.
"Tidak ada gencatan senjata tanpa menghenti agresi dan mengakhiri pengepungan oleh negara Yahudi itu."
Ketua gerakan itu Khaled Meshaal di Doha menolak gencatan senjata untuk mengakhiri pertempuran mematikan dengan Israel kecuali jika blokade terhadap Jalur Gaza dicabut.
"Kami menolak hari ini ... dan akan menolak di masa depan" gencatan senjata sebelum ada perundingan mengenai tuntutan Hamas, yang mencakup pencabutan bertahun-tahun blokade terhadap daerah kantong Palestina itu, kata Meshaal kepada wartawan.
Pencabutan blokade delapan tahun adalah permintaan utama Hamas yang juga menginginkan pembukaan penyeberangan perbatasan Rafah dengan Mesir dan pembebasan para tahanan oleh Israel. Saat seruan-seruan internasional untuk mengakhiri pertempuran di Gaza, Meshaal bersikeras bahwa gerakan Islam Hamas menyambut semua upaya untuk mengakhiri agresi"dan tidak keberatan untuk mediasi oleh pihak manapun, termasuk Mesir.
"Kami tidak akan menerima prakarsa yang tidak mencabut blokade pada rakyat kami dan yang tidak menghormati pengorbanan mereka.
"Mari kita setuju pada pencapaian tuntutan kami, dan kami kemudian akan setuju pada gencatan senjata," kata Meshaal.