REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Menteri Luar Negeri Turki Ahmet Davutoglu mengatakan, gencatan senjata mustahil dilakukan tanpa mengikutsertakan Hamas di meja perundingan. Komentar ini disampaikan beberapa jam menjelang rencana baru serangan militer Israel.
Davutoglu mengatakan mengabaikan Hamas merupakan alasan lambatnya perkembangan gencatan senjata. “Ada satu hal yang kita tahu. Gencatan senjata bisa bertahan hanya jika disepakati oleh pihak-pihak yang terlibat dalam konflik," kata dia.
Menurut Davutoglu, Hamas adalah gerakan politik yang secara luas disalahartikan oleh masyarakat internasional sebagai faksi otoriter dan diktator. “Pada kenyataannya, Hamas adalah gerakan emansipasi iinternasional yang menghargai banyak pendapat dan pendekatan yang berbeda,” katanya.
Saat dimintai komentar soal kritik oposisi terkait keterlibatan Turki pada konflik Timur Tengah, Davutoglu mengatakan Turki tidak bisa berdiam diri dalam masalah itu. “Beberapa pihak berjuang mengubah tempat ini menjadi rawa. Di sisi lain, kami berusaha menghiasinya menjadi kebun mawar.” kata Davutoglu.
Yang pasti, lanjutnya, Turki akan meningkatkan upayanya untuk mencapai gencatan senjata jangka panjang.