REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON -- Selalu ada bisnis di balik sebuah peperangan. Hal ini diyakini Samer Jaber, politisi dan peneliti Palestina yang saat ini sedang mengambil gelar doktor (PhD) di Universitas Harvard dan MIT.
Pemerintah Israel, kata Jaber, sukses memasarkan iron dome sebagai sistem pertahanan antirudal yang efektif melindungi tanah Israel. Sistem iron dome yang dibangun dan dipakai Israel mampu menahan segala serangan rudal yang ditembakkanHamas dari perbatasan Israel-Palestina.
Dari puluhan rudal standard yang diluncurkan Hamas, Jaber mengatakan hampir semuanya menemui kegagalan, meski ada beberapa yang menembus iron dome. Namun, secara umum, iron dome digambarkan perkasa mengandaskan setiap rudal yang masuk ke wilayah Israel.
"Israel sengaja menyerang Gaza untuk berjualan iron dome. Dan ini bisnis besar di mana selalu ada kaum industriawan di balik setiap pertempuran," kata Jaber yang pernah dipenjara enam tahun oleh Pemerintah Israel ini seperti dikutip Aljazeera, Kamis (31/7).
Gejala jualan iron dome ini sebetulnya terlihat jelas. Jaber menyebut pemberitaan besar-besaran dan masif media mainstream Barat terhadap keberhasilan iron dome menjadi bukti. Pemberitaan sukses iron dome hampir sama serunya dengan korban tewas akibat serangan brutal Israel di Gaza.
Israel sukses menggambarkan keadaanya kepada internasional bahwa mereka sedang dikepung kaum militan dan teroris dari Gaza. Kondisi ini yang kurang lebih terjadi di banyak negara lain di mana mereka merasa tidak aman atas serangan kaum teroris.
Israel, kata Jaber, menyatakan iron dome merupakan produk efektif dan sukses tinggi dalam memerangi terorisme internasional dan lokal. Iron dome, menurut Israel, tidak hanya mampu melindungi kepentingan warga di rumah-rumah mereka, tetapi juga tempat-tempat vital seperti bandara, bangunan pemerintah, ruang publik, dan lain-lainnya.
Di tengah pertempuran yang masih berlangsung, Jaber menuliskan Israel telah mengembangkan genre iron dome terbaru yang lebih canggih. Serangan-serangan rudal Hamas tampaknya telah memberi pelajaran Israel untuk memperbaiki teknologi iron dome yang saat ini dipakai agar lebih aman.
"Israel telah memiliki generasi baru iron dome yang lebih maju," kata Jaber yang saat ini bermukim di Amerika Serikat (AS) itu.
Pada serangan ke Gaza November 2012 lalu, Israel sudah memakai iron dome dan tujuh negara menyatakan minatnya untuk membeli teknologi perlindungan itu. AS dan Korea Selatan termasuk negara-negara yang berminat membeli iron dome.
Menurut Jaber, ekonomi Israel selama ini bergantung pada penjualan senjata dan peralatan militer. "Perang di Gaza sekarang ini merupakan kesempatan emas bagi konsorsium senjata Israel untuk mengangkat dan memperbesar bisnis mereka di seluruh dunia," kata Jaber.