REPUBLIKA.CO.ID, VICTORIA -- Sekitar 15 orang warga Australia meninggal dunia dan lebih dari 430 orang dirawat di rumah sakit setiap hari akibat berbagai penyakit yang terkait dengan alkohol.
Demikian terungkap dalam laporan penelitian yang dirilis pekan ini. Penelitian dilakukan oleh Departemen Kesehatan Victoria, Pusat Penanganan Alkohol dan Obat-obatan, serta Yayasan Pendidikan dan Penelitian Alkohol Wilayah Utara.
Laporan itu menyebutkan di tahun 2010, konsumsi alkohol jangka panjang dan berlebihan telah mengakibatkan sekitar 5.000 orang mati.Sementara itu lebih dari 150 ribu orang masuk rumah sakit. Konsumsi alkohol jangka panjang, menurut laporan itu, berada di urutan paling atas dengan proporsi tertinggi dari semua kematian terkait alkohol, yaitu sebesar 11,8 persen.
Dr Michael Thorn dari Foundation for Alcohol Research mengatakan, budaya minum berat di Australia menunjukkan adanya penurunan. "Angka kematian terkait alkohol adalah empat kali lebih tinggi dari kematian di jalan raya," ujar Dr. Michael Thorn kepada program AM dari ABC, baru-baru ini.
"Jika kita bicara tentang 5.500 kematian di jalan raya, saya yakin bahwa semua pemerintah negara bagian dan masyarakat akan lebih termotivasi melakukan sesuatu tentang hal itu. Tetapi tampaknya dalam kasus alkohol, kita menutup mata dan telinga terhadap masalah ini."
"Tidak dipungkiri bahwa alkohol lebih terjangkau dan lebih tersedia di Australia. Dan masalah sesungguhnya adalah bagaimana mengatasi hal ini," kata Dr Michael Thorn.
Angka di tahun 2010 itu menandai adanya lonjakan 62 persen dalam tingkat kematian terkait alkohol serta penyakit, sejak tahun 2000. "Masalahnya adalah bahwa mereka yang minum itu mengkonsumsi lebih banyak, dan itu terjadi di semua kelompok usia," kata Dr Michael Thorn.
"Jadi orang lanjut usia minum lebih lama dalam kehidupan mereka, perempuan yang secara historis tidak minum banyak, sekarang minum untuk waktu yang lama, sepanjang hidup mereka."
"Ada semacam pola umum mengkonsumsi alkohol yang membuat kontribusi terhadap beban penyakit ini," tambahnya.
Dikatakan oleh Dr. Michael Thorn bahwa jenis minuman alkohol yang disuling mencapai sekitar 20 persen dari konsumsi alkohol secara keseluruhan. "Perubahan besar telah terjadi dalam mengkonsumsi wine (minuman anggur). Itu sudah berlangsung lebih dari 30 tahun terakhir, mulai hanya dari jumlah kecil dari total konsumsi alkohol, menjadi hampir 40 persen dari semua alkohol yang dijual," katanya.
"Anggur tentu saja mengandung kadar alkohol lebih tinggi. Kita mengetahui anggur disukai oleh beberapa kelompok peminum dan menunjukkan bahwa mereka menghadapi risiko kesehatan."
Dijelaskan, dua pertiga dari wanita yang meninggal terkena kanker atau penyakit jantung, terkait alkohol. "Sehingga kita tahu bahwa wanita memiliki risiko lebih besar dengan mengkonsumsi alkohol tersebut, dan mereka cenderung lebih menyukai minuman anggur," katanya.