REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Sekretaris Jendral (Sekjen) PBB Ban Ki-moon mengatakan pada Rabu (30/7), semua bukti yang ada menunjukkan bahwa artileri Israel telah menghantam sekolah PBB di Gaza yang penuh warga sipil. Para warga sipil ini mengira mereka berada di tempat yang aman.
“Tidak ada yang lebih memalukan daripada menyerang anak-anak yang tidur,” kata Ban kepada wartawan di San Jose, Kosta Rika, seperti dikutip New York Times.
Ini adalah komentar terkeras Ban Ki-moon terhadap serangan Israel ke instalasi PBB di Gaza, dimana warga Palestina mencari perlindungan. Enam staff PBB juga tewas dalam konflik ini.
Para pejabat PBB mengatakan, mereka telah memberitahu Israel sebanyak 17 kali tentang lokasi pasti sekolah tersebut. Mereka juga mengatakan ada banyak warga sipil yang berlindung di sana. Pemberitahuan itu bahkan diberikan hanya beberapa jam sebelum serangan pada hari itu.
Menanggapi pernyataan Israel bahwa tentaranya menanggapi serangan roket dari dekat sekolah tersebut, wakil sekjen PBB Jan Eliasson mengatakan pada Konvensi Jenewa, mengingatkan aturan perang yang melarang dengan tegas penyerangan terhadap sekolah dan rumah sakit.
“Ini saatnya mengatakan ‘cukup’, dan kita harus mencari kata yang tepat untuk meyakinkan orang-orang yang memunyai kekuatan untuk mengakhiri semua ini,” kata dia.
Eliasson mengatakan secara emosional di kantor pusat PBB, tentara Israel perlu memertimbangkan dimana warga sipil mencari perlindungan, bahkan saat mereka membalas roket Hamas.
Dia mengatakan, sebagian besar yang tewas di Gaza adalah warga sipil. Kenyataan ini sangat kontras dengan Israel. hanya segelintir warga sipil tewas karena sebagian besar korban adalah tentara.