REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI, Agus Poernomo, mengatakan pascalebaran, jumlah pendatang ke Jakarta akan meningkat akibat faktor ekonomi, di mana sekitar 80 persen peredaran uang seluruh Indonesia terpusat di Jakarta.
"Ini tidak terhindarkan, konon mengikuti perputaran uang secara nasional yang 80 persen berada di Jakarta," kata Poernomo atau yang akrab dipanggil Gus Poer di Jakarta, Kamis.
Untuk memantau penambahan jumlah penduduk Jakarta, imbuh politisi PKS itu, sistem elektronik KPT (e-KTP) sangat bermanfaat.
"Sistem e-KTP bisa membantu memantau perkembangan pendatang, jika ada upaya pendataan dari Pemda DKI Jakarta," kata dia.
Langkah lain mengantisipasi terjadi penambahan penduduk di Jakarta, sebaiknya meniru langkah Presiden SBY yang membangun pusat-pusat ekonomi di daerah lain, tidak terpusat di Jakarta.
"Pengembangan ekonomi yang sudah jalan di era SBY bisa dilanjutkan agar urbanisasi bisa diminimalisir," kata dia. Ia menyebutkan, masalah bertambahnya penduduk Jakarta, harus diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan pekerjaan formal.
"Pemenuhan atas kebutuhan pekerjaan formal harus dipenuhi. Jika ini tak terpenuhi akan mengakibatkan tumbuhnya sektor informal yang kadang susah dikontrol dan akan menimbulkan masalah baru," kata Poernomo. Jumlah pendatang baru di Jakarta diprediksi naik sebesar 25,5% dari jumlah pendatang baru tahun lalu.
Kata Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, Purba Hutapea, dari hasil pantauan arus mudik dan balik, terjadi perbedaan.
Untuk arus mudik sebanyak 3.616.774 orang, sedangkan jumlah arus balik diprediksikan mencapai 3.685.274 orang. "Akan ada pendatang baru ke Jakarta sekitar 68.500 orang atau 1,89%," jelas Purba.