Jumat 01 Aug 2014 13:35 WIB

Harga Sayur Mayur di Banjamasin Meroket

Sayur mayur. Ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Sayur mayur. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pada H+4 Lebaran Idul Fitri 1435 Hijriah harga sayur mayur di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, meroket karena hingga kini belum ada kapal yang masuk Pelabuhan Trisakti Banjarmasin sehingga pedagang terpaksa mendatangkan barang dagangannya dengan pesawat.

Salah seorang pedagang sayur mayur di pasar tradisional Banjarmasin, Satura di Banjarmasin, Jumat mengatakan, selama lebaran, tidak ada kapal yang melakukan pelayaran ke Banjarmasin, sehingga terpaksa para tengkulak mendatangkan barang dengan pesawat.

"Karena dengan pesawat, otomatis biaya angkutnya juga naik tajam, sehingga harga sayuran di pasaran juga naik," katanya.

Kenaikan harga tersebut, tambah dia, berkisar antara Rp 2 ribu hingga Rp 15 ribu per kilogram, sedangkan untuk barang yang bisa diproduksi di daerah, seperti daging ayam, telur dan lainnya, harga relatif stabil bahkan cenderung turun dibanding saat menjelang lebaran maupun pada saat puasa.

Beberapa barang yang naik yaitu kol atau kubis dari sebelumnya Rp 5 ribu per kilogram menjadi Rp 9 ribu per kilogram, kentang, naik Rp 3 ribu dari sebelumnya Rp 12 ribu menjadi Rp 15 ribu per kilogramnya.

Selanjutnya, bawang prei mengalami kenaikan yang cukup signifikan, dari sebelumnya Rp 15 ribu menjadi Rp 30 ribu, kembang kol sebelumnya Rp 30 ribu menjadi Rp 35 ribu, cabe merah sebelumnya Rp 35 ribu menjadi Rp 40 ribu, dan cabe rawit sebelumnya Rp 70 ribu menjadi Rp 80 ribu.

Sedangkan untuk bawang bombai harga relatif stabil yaitu Rp 15 ribu, bawang putih turun dari Rp 18 ribu menjadi Rp 16 ribu per kilogram, bawang merah Rp 28 ribu dan tomat Rp 10 ribu per kilogram.

Sementara untuk ayam, harganya masih Rp 23 ribu hingga Rp 24 ribu per kilogram sedangkan harga normalnya antara Rp 17 ribu hingga Rp 18 ribu per kilogram.

Salah seorang pembeli, Tulus mengungkapkan, kendati harga sayur mayur kini mengalami kenaikan signifikan, pihaknya terpaksa tetap membeli, karena untuk kebutuhan warung makannya.

"Mahal atau murah, tetap harus kita beli, karena kita pedagang makanan masak, harus tetap menyediakan menu yang biasa kita jual," katanya.

Dia berharap, pemerintah segera mengantisipasi hal tersebut, dengan segera mengoperasikan armada laut, karena kenaikan harga kebutuhan pokok sangat memberatkan.

"Semoga kondisi ini tidak berlangsung lama, karena kita bisa bangkrut, bila harga kebutuhan pokok terus melambung," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement