Jumat 01 Aug 2014 14:38 WIB

Kuba-Uruguay Kutuk Agresi Israel ke Jalur Gaza

Bangunan di Gaza hancur akibat serangan udara Israel.
Foto: EPA/Mohammed Saber
Bangunan di Gaza hancur akibat serangan udara Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA -- Kuba dan Uruguay pada Kamis (31/7) secara terpisah mengutuk serangan militer Israel ke Jalur Gaza, dan menyeru masyarakat internasional untuk bertindak guna mengakhiri pembunuhan tersebut.

"Kuba kembali menyampaikan pengutukan kerasnya terhadap agresi paling akhir Israel terhadap rakyat Jalur Gaza, dan mengesahkan solidaritas seutuhnya buat rakyat Palestina," kata Kementerian Luar Negeri Kuba di dalam satu pernyataan, yang dikutip oleh harian Granma.

Kuba menyerukan gencatan senjata segera dan pemulihan layanan medis, air, serta listrik guna menyelamatkan nyawa ratusan ribu orang yang tak berdosa, kata pernyataan tersebut.

Negara pulau itu mendesak semua pemerintah dan organisasi internasional, termasuk Dewan Keamanan PBB, agar menuntut segera diakhirinya pengeboman Israel ke Gaza, demikian laporan Xinhua --yang dipantau di Jakarta, Jumat siang.

Pada Rabu (30/7), militer Israel menembakkan bom ke satu sekolah yang digunakan oleh PBB untuk menampung warga sipil dari pertempuran, dan menewaskan lebih dari 10 orang. Tindakan militer Yahudi itu memicu pengutukan dari seluruh dunia.

Bahkan Amerika Serikat, pendukung kuat Israel, menyatakan serangan tersebut "sama sekali tak bisa dipertahankan".

Masih pada Kamis (31/7), Pemerintah Uruguay menyampaikan kekhawatirannya mengenai serangan tercela itu terhadap sekolah PBB.

"Itu sama sekali tak dapat diterima berdasarkan dalih apa pun karena penduduk sipil diserang sebagai sasaran militer," kata Pemerintah Uruguay di dalam satu pernyataan. Ditambahkannya, "Pembunuhan perempuan dan anak kecil, menurut hukum internasional, dapat dipandang sebagai kejahatan perang."

Uruguay menyatakan operasi semacam itu "dengan jelas melanggar hukum internasional dan hak asasi kemanusiaan internasional".

Lebih dari 1.400 orang Palestina, kebanyakan warga sipil, telah tewas dan 8.000 orang lagi cedera sejak Israel melancarkan serangannya pada Selasa (8 Juli), demikian jumlah yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza. Israel telah melaporkan kematian 56 prajurit, dua warga sipil dan seorang pekerja Thailand, sementara 400 prajurit dan 23 warga sipil cedera.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement