REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama mengakui bahwa badan intlejen AS, CIA melakukan praktik penyiksaan terhadap tahanan, khususnya berkenaan dengan mereka yang dianggap berkaitan dengan serangan 9 September.
Pengakuan tersebut juga sekaligus merupakan upaya Obama membela CIA dari gugatan Senat AS, yang laporannya akan dirilis dalam waktu dekat. "Kami menyiksa sejumlah orang. Kami telah melakukan hal yang bertentangan dengan nilai yang kita yakini," ujar Obama dalam pidatonya, Jumat (1/8), seperti dilansir Associated Press.
Pernyataan Obama tersebut sekaligus menjadi pengakuan resmi Pemerintah AS, setelah sebelumnya mereka selalu menyangkal dan menghindar dari isu tersebut. Pada 2009, misalnya, melalui ungkapan, Obama menghindar untuk menanggapi isu tersebut. "Lebih baik menatap ke depan daripada menoleh ke belakang," ujar dia dahulu.
Ketika itu, dia juga membela bahwa CIA telah bertindak sesuai prosedur hukum yang berlaku. Alhasil, penyelidikan kriminal atas dugaan kekerasan oleh CIA pun ditutup pada 2012.