REPUBLIKA.CO.ID, IRAK -- Setelah ISIS mendeklarasikan negara Islam Khilafah pada 29 Juni 2014, perselisihan antara kelompok bersenjata ini dengan beberapa faksi di Suriah, justru terlihat semakin tajam dari sebelumnya. Konflik baru pun bermunculan.
Melansir Al Arabiya, sebelumnya ada 11 kelompok, yang mengultimatum pihak I’tilaf Al Wathani As Suri (Oposisi Nasional Suriah). Dalam ultimatum dikatakan, akan meletakkan senjata jika dalam satu minggu mereka tidak memperoleh senjata untuk melawan ISIS.
Kelompok-kelompok tersebut adalah Liwa Al Jihad fi Sabilillah, Liwa’ At Tsuwar Ar Raqqah, Tajammau’ Kataib Manbaj, Al Jabhah As Syarqiyah Ahrar Suriah, dan lainnya. Selama ini, mereka bertempur di Raqqah, Deir Zour dan Halab. Ancaman itu merespon serangan pihak ISIS, yang semakin gencar di wilayah-wilayah yang didudukinya.
Selanjutnya, Mirshad As Suri li Al Huquq Al Insan dalam situs resminya, syiriahr.com, mengatakan, ISIS mendapatkan rampasan besar dari pihak Jabhah An Nushrah. Hal itu setelah berhasil melakukan sergapan terhadap konvoi Jabhah An Nushrah di saat mereka meninggalkan Deir Zour menuju pinggiran provinsi Himsh di malam sebelumnya.
Sebelumnya, Jaisy Al Islam dari Jabhah Al Islamiyah yang mendominasi wilayah Ghouthah Timur yang terletak di pinggiran Damaskus, telah melancarkan serangan terhadap pasukan ISIS di wilayah Maida’a, Serangan itu berhasil membuat ISIS keluar dari wilayah tersebut.
Hal itu dilakukan dengan alasan, pihak ISIS sudah membunuh sejumlah pejuang dari Jaisy Al Islam. Dalam akun Youtube resminya, semua fakta tersebut disampaikan oleh Zahran Alusy, komandan Jaisy Al Islam, pada 2 Juli 2014.