REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Bali meraup devisa sebesar 1,40 juta dolar AS dari ekspor kerajinan anyaman selama lima bulan periode Januari-Mei 2014, naik signifikan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat 396.972,66 dolar AS.
Peningkatan yang mencapai hampir tiga kali lipat itu juga disertai dengan pengapalan aneka jenis cindera mata anyaman yang meningkat sebesar 72,13 persen, demikian data yang dikutip dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Sabtu.
Kerajinan anyaman merupakan salah satu dari 17 jenis mata dagangan hasil usaha kerajinan kecil yang ditekuni perajin di pelosok pedesaan Pulau Dewata yang mampu menembus pasaran ekspor.
Industri kerajinan itu secara keseluruhan menghasilkan devisa sebesar 93,26 juta dolar AS atau 43,37 persen dari total ekspor Bali yang mencapai 215,04 juta dolar AS.
Seorang eksportir aneka kerajinan anyaman Bali, Made Sudiana menjelaskan, pihaknya tetap melakukan aktivitas membuat berbagai jenis cindera mata anyaman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat lokal maupun wisatawan yang berliburan ke daerah ini, disamping untuk matadagangan ekspor.
Aneka jenis cindera mata itu banyak dipajangkan sejumlah toko seni di objek-objek wisata maupun pasar oleh-oleh yang belakangan ini menjamur di berbagai tempat di Bali.
Perajin Bali cukup kreatif dalam menghasilkan matadagangan anyaman dengan mengkombinasikan antara bambu dengan rotan maupun pandan sehingga mampu lmenghasilkan matadagangan yang ebih unik dan menarik.
Aneka jenis matadagangan yang menembus pasaran luar negeri itu antara lain perabot rumah tangga, topi dan aneka jenis hiasan rumah tangga.
Made Sudiana menjelaskan, soal harga tidak terlalu masalah bagi konsumen luar negeri, khususnya asal Jepang yang banyak membeli jenis matadagangan itu, yang penting barang dibuat dalam bentuk yang praktis dengan mengikuti pola hidup masyarakat yang mengutamakan masalah mutu.
Jepang merupakan negeri pembeli nonmigas Bali yang terbanyak kedua setelah Amerika Serikat, kemudian disusul dari konsumen Singapura. Aneka kerajinan buatan masyarakat Bali seperti perabotan rumah tangga dari anyaman bambu yang dipadukan dengan rotan, sumpit yang dibuat dengan artistik dari bahan baku kayu hitam yang dilapisi perak berukir khas Bali laku di Jepang, ujar Made Sudiana.